Sukses

Tanggul Jebol, Sawah dan Rumah di Sumenep Terendam Banjir

Warga khawatir banjir tersebut menyebabkan mereka padi yang baru berumur satu bulan mengalami gagal panen.

Liputan6.com, Sumenep - Hujan deras yang mengguyur daerah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Rabu, 20 Desember 2017 kemarin, membuat ratusan hektare lahan pertanian dan puluhan rumah warga terendam banjir. Hal ini lantaran tanggul tidak kuat menahan debit air yang terus-menerus bertambah.

Akibatnya, tanggul tersebut jebol sehingga air tumpah merendam rumah dan lahan pertanian warga di Desa Sendir, Kecamatan Lenteng, daerah ujung timur Pulau Madura terjadi sekitar pukul 23.00 WIB, Rabu malam, 20 Desember 2017.

Warga tetap bertahan di rumahnya masing-masing sambil menunggu genangan air surut. Namun sampai pagi hari, genangan air semakin tinggi hingga masuk ke sebagian rumah warga yang terletak di dataran rendah.

"Tanggul di sungai tidak mampu menahan derasnya air dan akhirnya jebol. Air yang meluap itu itu masuk ke persawahan dan pemukiman warga," kata Insan Kamil, warga Desa Sendir, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Kamis (21/12/2017).

Selain rumah, banjir juga merendam ratusan hektare sawah. Hal ini membuat warga merasa khawatir tanaman padi yang baru berumur satu bulan akan mengalami gagal panen. Tidak hanya itu, puluhan ternak juga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman karena kandangnya turut direndam banjir.

"Kalau kembali diguyur hujan, air yang menggenangi rumah warga akan semakin tinggi. Jadi warga tetap khawatir terjadi banjir susulan," dia menjelaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langganan Banjir

Banjir kali ini bukanlah pertama kalinya. Setiap masuk musim penghujan, daerah tersebut seringkali menjadi langganan banjir. Hal ini karena wilayah ini dekat dengan dua sungai sehingga tanggul rawan jebol.

Bahkan, apabila hujan deras terjadi dalam waktu lama, ketinggian banjir bisa mencapai 1 meter. Akibatnya, warga harus menyelamatkan barang-barang ke lokasi yang lebih tinggi dan pindah ke tempat saudara yang tidak terdampak banjir.

Sejak 2012, kejadian banjir memang sudah melanda permukiman warga desa setempat. Namun, kejadian yang selalu meresahkan masyarakat itu tak kunjung mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah setempat.

Akibatnya, setiap memasuki musim penghujan, warga selalu merasa khawatir rumah dan sawah mereka terendam banjir yang hingga menyebabkan gagal panen.

"Kami ingin bisa nyaman dan beraktifitas normal tanpa dihantui akan terjadi banjir. Kami berharap pemerintah mencari solusi untuk mengatasi banjir ini," Kamil menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.