Sukses

Suami Bunuh Diri Usai Berbincang dengan Istri, Apa Topiknya?

Warga Rowokele, Kebumen, lantas menurunkan NT yang menggantung di pasak rumah. NT diduga bunuh diri.

Liputan6.com, Kebumen - Warga Rowokele, Kebumen, Jawa Tengah, berhamburan keluar rumah tatkala mendengar jeritan panik dari arah rumah Saikem (32). Mereka kaget mendapati NT, suami Saikem, menggantung dengan tali plastik melilit leher di pasak rumah, Senin siang, 18 Desember 2017.

Para pria lantas cepat-cepat menurunkan NT dari pasak dan berharap masih bisa diselamatkan. Namun, nahas, mereka tiba ketika NT sudah tak bernyawa. NT diduga bunuh diri.

Adapun Saikem menangis sejadi-jadinya sembari merangkul anak semata wayangnya, AN. Ia tak mempedulikan tetangga yang mencoba menenangkannya.

Saikem tak habis pikir dengan kenekatan suaminya bunuh diri. Pasalnya, 30 menit sebelumnya, baru saja ia dan suaminya berbincang sejenak. Ia pun tak memiliki firasat buruk bahwa suaminya akan bunuh diri.

Saat berbincang, tak tampak ada tanda-tanda NT akan berbuat nekat. Waktu itu, suaminya, mengeluh pusing lantaran kebutuhan hidup semakin tinggi. Namun, tak sekali ini NT pusing, sehingga hal itu pun dianggap biasa oleh istrinya.

Saikem tak mengira bahwa pembicaraan itu adalah kali terakhir ia bisa berbincang dengan suaminya, sebelum suaminya ditemukan bunuh diri.

Beberapa waktu terakhir, NT memang kerap mengeluhkan kehidupannya yang serba terbatas dan tak kunjung membaik. Pasalnya, NT hanya buruh serabutan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Impitan Ekonomi Diduga Sebabkan NT Nekat Bunuh Diri

Lantas, Saikem berpamitan menjemput anaknya di rumah embahnya yang hanya berjarak 200 meter dari rumah. Tak membuang waktu, ia segera pulang.

Namun, saat memasuki ruang tengah bersama anaknya, ia mendapati suaminya sudah tergantung di pasak tiang rumah. Suaminya bunuh diri.

Kepala Sub-Bagian Humas Polres Kebumen, AKP Willy Budiyanto, mengatakan Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification (Inafis) Polres Kebumen tak menemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh jenazah.

Hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) juga menunjukkan tak ada unsur-unsur yang mengarah pada tindak pidana.

Hal itu diperkuat dengan hasil pemeriksaan tim medis Puskemas Rowokole, yang menerangkan bahwa NT meninggal lantaran kehabisan nafas setelah lehernya terlilit tali plastik.

Willy berujar, "Saat kami lakukan olah TKP, tidak ada hal mencurigakan di sekitar tubuh korban. Hal ini berdasarkan data dari tim INAFIS yang datang ke TKP."

Polisi pun menduga, persoalan ekonomi-lah yang menyebabkan NT nekat mengakhiri hidup.

3 dari 3 halaman

Suami Tusuk Istri dan Coba Bunuh Diri, Ini Motifnya

Penyidik Kepolisian Resor Wonosobo, Jawa Tengah, memindahkan Suratman (45), tersangka pembunuhan istri, dari Rumah Sakit PKU Muhammadiyah ke Sel Tahanan Markas Polres Wonosobo.

Pemindahan ini dilakukan usai dokter menyatakan tersangka suami bunuh istri ini telah sehat dan tak perlu lagi rawat inap. Suratman cukup menjalani rawat jalan.

Tersangka dirawat di rumah sakit lantaran mencoba bunuh diri dengan menusuk dan menyayat perutnya dengan pisau yang digunakannya untuk menyerang istrinya, Walimah (40), Kamis pekan lalu, 7 Desember 2017.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Wonosobo, AKP Edi Istanto mengatakan, tersangka pembunuh istri ini sebelumnya telah mulai diperiksa oleh penyidik di PKU Muhammadiyah setelah siuman dan mampu berkomunikasi dengan baik, Senin, 11 Desember 2017.

Penyidik bertindak cepat dengan menyambangi ruang rawat inap lantaran tersangka masih dalam pengawasan dokter. Pemeriksaan langsung dilakukan di ruang rawat inap.

Dalam pemeriksaan awal, tersangka pembunuh mengaku nekat membunuh istrinya lantaran permintaan rujuknya ditolak. Tak hanya sekali, tersangka kasus suami bunuh istri ini mengaku telah meminta rujuk hingga lima kali kepada korban. Ia pun sakit hati dan gelap mata, sehingga tega membunuh istrinya.

"Tersangka telah mengakui perbuatannya," kata Edi, kepada Liputan6.com, Kamis, 14 Desember 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.