Sukses

Warga Pantai Selatan Cianjur Khawatir Gempa Susulan dan Tsunami

Liputan6.com, Cianjur - Warga di pantai selatan Cianjur, Jawa Barat, masih bertahan di luar rumah karena takut gempa bumi susulan kembali terjadi dan menyebabkan tsunami. Sebab, pascagempa 6,9 skala Richter, warga sempat melihat air laut surut meskipun tidak terlalu besar.

Rahmat Irawan (54), tokoh warga pantai selatan Cianjur yang tinggal beberapa puluh meter dari Pantai Sereg di Kecamatan Sindangbarang, saat dihubungi Sabtu (16/12/2017) dini hari, mengatakan bahwa warga berhamburan keluar rumah ketika gempa yang keras dirasakan warga.

Bahkan, hingga pukul 02.00 WIB, sebagian besar warga tetap bertahan di luar rumah. "Hingga saat ini, warga masih berkumpul di luar rumah karena takut terjadi gempa susulan atau tsunami yang bisa kapan saja terjadi meskipun batas waktu waspada sudah lewat," ucap dia, dilansir Antara.

Imbauan untuk warga diumumkan di setiap masjid yang ada di lingkungan masing-masing, agar warga tetap waspada dan mengaktifkan siskamling secara bergantian. Hal ini sebagai upaya antisipasi ketika terjadi bencana dapat melakukan evakuasi terhadap warga.

Petugas dari kepolisian dan TNI bersama warga melakukan patroli. Namun, mereka tidak mengunakan kendaraan dinas, agar tidak menimbulkan kepanikan warga. "Imbauan untuk waspada pada warga disampaikan melalui pengeras suara di masjid," katanya.

Rahmat menambahkan, tidak ada kerusakan akibat gempa yang terasa cukup keras selama beberapa detik itu. "Belum ada laporan kalau ada kerusakan akibat gempa tersebut, namun kami akan melakukan pendataan bersama aparat," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Basarnas Jabar Imbau Warga Menjauh Dari Pantai

Sebelumnya, Badan SAR Nasional (Basarnas) Jawa Barat (Jabar) mengimbau masyarakat yang berdekatan dengan laut agar menjauh dari pantai untuk menghindari ancaman bahaya bencana tsunami pascagempa bumi berkekuatan 6,9 SR (sebelumnya disebut 7,3 SR) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat tengah malam pukul 23.47 WIB.

"Khusus masyarakat sekitar pantai selatan Jawa Barat agar menjauh dari pantai," kata Koordinator Humas dan Protokoler Basarnas Jabar, Joshua Banjarnahor melalui telepon seluler, Sabtu (16/12/2017) dini hari, dilansir Antara.

Ia menuturkan, jajarannya sudah disiagakan untuk memantau kawasan yang berdekatan dengan pantai di wilayah Tasikmalaya, Pangandaran dan Garut.

Basarnas, lanjut dia, akan terus memantau dan berkoordinasi dengan BMKG terkait ancaman potensi tsunami, jika BMKB menyatakan sudah aman maka secepatnya akan disampaikan kepada masyarakat.

"Jika potensi tsunami sudah berakir akan kita sampaikan infonya sekitar dua jam yang akan datang," katanya.

Gempa bumi yang terjadi di Barat Daya Kabupaten Tasikmalaya cukup kuat dirasakan oleh warga di sejumlah daerah seperti Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Bandung, dan Cianjur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan gempa yang berlangsung cukup lama itu berpotensi peringatan dini tsunami.

3 dari 3 halaman

Gempa 6,9 SR Guncang Jawa Bagian Selatan

Sebelumnya, BMKG telah melaporkan gempa bumi berkekuatan 6,9 SR terjadi dengan koordinat episenter pada 7,75 LS dan 108,11 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah tenggara Kota Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada kedalaman 120 km pada Jumat, 16 Desember 2017 pukul 23.47.58 WIB. Pusat gempa di darat atau dekat pantai.

"Selang 5 menit setelah terjadi gempa, BMKG mengaktivasi peringatan dini tsunami," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/12/2017).

Wilayah di pesisir di Ciamis dan Tasimalaya Provinsi Jawa Barat berpotensi tsunami dengan level Siaga Tsunami, yaitu ketinggian tsunami antara 0,5 meter hingga kurang dari 3 meter. Sedangkan di pesisir Kabupaten Bantul, Kulon Progo, Cianjur, Garut, Sukabumi, Cilacap dan Kebumen pada level Waspada Tsunami dengan potensi tsunami ketinggian kurang dari 0,5 meter.

Pusat gempa yang berada di darat atau dekat pantai menyebabkan guncangan keras dirasakan oleh masyarakat. Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di daerah Jakarta II-III, Bandung III-IV MMI, Depok II-III MMI, Karangkates III-IV MMI, Ngawi II MMI, Madiun II MMI, Nganjuk II MMI, Bandung II MMI, Mataram II MMI, Kebumen III-IV, Yogyakarta III MMI. Guncangan gempa bumi ini dilaporkan terasa di pesisir selatan Pulau Jawa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.