Sukses

Nyinyir, Warga Tegal Diajak Duel Suami Lurah

Liputan6.com, Tegal - Nasib pilu dialami Nasori (53), salah satu warga Tegal, Jawa Tengah. Ia diduga menjadi korban penganiayaan oleh Imam Rojai (54), suami dari lurah di Desa Karangtengah.

Nasori jatuh di tong berisi aspal mendidih lantaran didorong Imam pada Minggu, 10 Desember 2017 kemarin. Akibatnya, ia mengalami luka bakar dan melepuh di sekujur tubuh terutama di bagian wajah dan kedua tangan korban.

Penganiayaan yang dilakukan suami seorang lurah itu menjadi viral di media sosial Facebook.

Hingga Rabu, 13 Desember 2017, Nasori masih tergolek lemah di Rumah Sakit dr Soeselo Slawi. Ia mengalami luka bakar cukup serius hingga kulit wajah dan kedua tangan dibalut perban karena mengelupas.

Nasori baru saja menjalani operasi pada Selasa siang. Dokter melepas aspal dari kulit wajah sebelah kiri dan kedua tangannya.

"Kemarin saya sudah dioperasi. Meskipun rasanya sakit sekali, Alhamdulillah aspal di muka dan tangan sudah dikelupas dari kulit," ucap Nasori.

Karena luka bakar cukup parah, kulit Nasor tampak putih kemerah-merahan. Oleh dokter pun, sekujur tubuh korban dari wajah dan kedua tanganya dibalut perban.

"Semuanya diperban, cuman untuk mata sebelah kiri tidak kena aspal. Alhamdulillah masih normal," kata dia.

Untuk makan dan minum, ia dibantu istri dan anaknya. Atas kejadian itu, Nasori meminta keadilan atas apa yang dialaminya kepada pihak kepolisian. Keluarga korban pun sudah melaporkan dugaan penganiayaan itu ke Polres Tegal.

"Saya enggak tau kenapa dia (pelaku) tega melakukan ini. Padahal kita ini teman lama dan teman sekolah," ia menjelaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kronologi Dugaan Penganiayaan

Sembari menahan sakit, Nasori bersedia menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Awal mulanya sebelum kejadian saat itu dirinya hendak pergi ke sawahnya naik sepeda motor. Dirinya pun melintasi jalan yang tengah diaspal.

Saat itu, tanpa sengaja ia bertemu Imam Rojai yang merupakan pelaksana proyek desa, yang dalam hal ini kepala desanya adalah istrinya sendiri yang tengah mengawasi sejumlah pekerja.

"Saya naik motor saat itu, terus memang saya berhenti di tengah jalan yang sedang ada pembangunan. Di situ saya mengkritik kalau pembangunan di desa tersebut lelet sejak dipimpin kepala desa seorang perempuan," kata dia.

Menurut dia, pembangunan jalan di desa tersebut mengalami keterlambatan dibandingkan kepala desa sebelumnya dan desa lain yang dipimpin seorang kades laki-laki.

"Karena memang setelah saya sering melintas di jalan desa tersebut. Lagi-lagi ada palang kayu tidak boleh lewat alasannya karena sedang diperbaiki. Tapi diperbaiki kok lama banget, jadi tidak bisa lewat dan harus memutar jauh. Harusnya jelas dong target selesai kapan untuk diselesaikan," ungkapnya.

Ia menjelaskan, ketika istrinya dikritik seperti itu, Imam Rojai lantas memukulnya di bagian kepala. Saat itu, Nasori masih berada di atas motornya dengan mengenakan helm.

Kemudian setelah memukul kepala, kata Nasori, Imam Rojai memukulnya di bagian pundak.

"Setelah dipukul saya terus didorong hingga motor roboh. Saat mau naikkan motor, saya didorong lagi dan mengenai drum berisi aspal panas itu," ungkapnya.

Nahas baginya, aspal mengenai kepala dan seluruh badan bagian atasnya. Beruntung, saat itu, ia masih mengenakan helm dan jaket cukup tebal.

"Enggak tahu lagi kalau saya saat itu tidak pakai helm dan jaket, mungkin badan dan kepala saya kena aspal semua. Itu jaket saya saja sampai rusak kena aspal panas," ungkapnya.

Setelah terjatuh di tong berisi cairan aspal panas. Dirinya langsung berdiri kembali dan meraih motornya dengan tangan penuh aspal.

"Setelah saya mau pergi lagi. Kemudian dia (Rojai) mengejar saya lagi. Namun tidak kena. Dalam hati saya berkata, tangan dan muka kena aspal panas, kok saya terus dianiaya seperti ini. Rasanya seperti mau mati saja," ungkapnya.

Oleh warga yang kebetulan melintas di jalan saat itu, Nasori pun dilarikan ke puskesmas setempat kemudian dirujuk ke rumah sakit.

"Padahal selama ini saya sering ketemu dia dan sering bercanda. Tapi sekarang dia sudah kaya raya sedangkan aku miskin, jadi sifatnya kaya gitu berubah drastis," ungkapnya.

Sementara sang istri korban, Salimah (40), mengatakan, tindakan Imam Rojai yang menyebabkan suaminya mengalami luka bakar serius sudah dilaporkan ke Polsek Bojong.

"Jadi keinginan kami tegas meminta ada proses hukum. Dia (Imam Rojai) harus bertanggungjawab atas perbuatannya kepada suami saya," ucap Salimah.

 

 

3 dari 3 halaman

Pelaku Mengakui Mendorong Korban

Berbeda halnya dengan apa yang diungkapkan Imam Rojai. Ia menilai apa yang dilakukan Nasori kepada dirinya sudah keluar batas.

"Jadi memang dia yang mendahului ngajak ribut. Saya bilang baik-baik tapi malah dia ngatain hal lain," ucap Imam Rojai.

Bukannya berbicara baik, kata Imam, Nasori malah membicarakan terkait kinerja istrinya yang merupakan kepala desa setempat. Nasori menyebut jika kinerja istrinya dinilai Nasori lamban.

"Saat itu Nasori malah bercerita tentang zaman sahabat Nabi yang memilih pemimpin bekas preman dibandingkan perempuan. Dia malah membanding-bandingkan kepala desa laki-laki dengan istri saya," ungkapnya.

Nasori mengatakan, kepadanya bahwa kepala desa laki-laki bisa bekerja cepat dibandingkan perempuan. Kemudian, kata dia, Imam mempersilakan kepada Nasori untuk pergi melanjutkan perjalanannya ke sawah.

Namun, saat itu, Nasori malah berbicara macam-macam tidak karuan terkait kepemimpinan istrinya di desa tersebut.

"Saya ngomong, ya udah jangan banyak komentar. Silakan urus desa sendiri. Kalau mau kritik ya kritik desa sendiri," kata dia.

Imam mengakui mendorong Nasori hingga helmnya terjatuh. Kemudian, Nasori turun dari sepeda motor dan mengambil helmnya itu.

"Setelah itu, dia memukul dengan helm tapi saya menghindar. Lalu dia pakai helemnya lagi dan tiba- tiba menubruk saya. Saya jatuh ke pagar dan dia ke dalam got," jelasnya.

Imam membantah, jika ia mendorong Nasori ke drum berisi aspal panas. Saat itu, tangan Nasori terciprat aspal.

"Begitu juga dengan mukanya yang terciprat aspal. Dia menghentak- hentakan drum untuk mengancam saya dengan menyiram aspal," ungkapnya.

Dia mengatakan, siap memberikan keterangan sebenarnya kepada polisi.

"Saya cerita apa adanya. Saat kejadian juga ada pekerja saya yang sedang mengaspal melihat semua kejadian itu," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.