Sukses

Tak Dapat Lawan Tawuran, Anak-Anak SMA Rusak 4 Angkot

Sopir angkot yang dirusak pelajar SMA saat itu sedang berhenti untuk makan siang.

Liputan6.com, Sukabumi - Empat angkutan kota (angkot) dirusak gerombolan siswa diduga dari salah satu SMA Negeri di Kota Sukabumi, Jawa Barat, tanpa alasan. Peristiwa itu terjadi di Jalan Karamat dan Bhayangkara, Kecamatan Gunungpuyuh, sekitar pukul 12.25 WIB, Selasa (12/12/2017).

Seorang siswa diamankan di Polsek Gunungpuyuh. "Gerombolan siswa itu ada sekitar 15 motor. Mereka langsung menyerang mobil angkot saya," kata Ridwan Mulyadi (51), sopir angkot trayek 14, ditemui di lokasi kejadian.

Saat kejadian, Ridwan hendak memarkirkan angkotnya untuk makan siang. Tak terima mobilnya dirusak, Ridwan berupaya mengejar gerombolan pelajar.

Ridwan tak merasa takut meskipun gerombolan siswa membawa sejumlah senjata tajam berupa samurai, gir motor, serta batu. Warga sekitar sempat berupaya menangkap para siswa, tetapi hanya satu orang yang berhasil diamankan.

"Masih pada pakai seragam sekolah. Satu orang jatuh, langsung saya bawa ke Polsek Gunungpuyuh," kata Ridwan.

Selain angkot bawaan Ridwan, ada tiga angkot lainnya yang dirusak gerombolan pelajar. Satu di antaranya diserang pelajar lain di tempat yang berbeda.

"Sebelum di sini, satu angkot juga rusak pelajar sekolah lain di depan Kampus Universitas Muhammadiyah," ujar Mulyana, Ketua Kelompok Kerja Unit (KKU) angkot 14.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gagal Serang SMA Lain

Yana sempat menginterogasi seorang siswa yang kini diamankan di Polsek Gunungpuyuh. Siswa tersebut mengaku perusakan angkot dilakukan sebagai pelampiasan emosi karena gagal menyerang siswa SMA Negeri lain.

"Katanya mau menyerang anak-anak SMAN 2, tapi enggak ketemu," kata Yana.

Kepada Yana, siswa yang berulah itu mengaku berasal dari sebuah SMA negeri yang diperkuat dengan tanda yang tertera pada seragam sekolah. Akibat peristiwa ini, Yana akan menuntut ganti rugi kepada orangtua siswa dan pihak sekolah.

Sementara itu, hingga berita ini disusun belum ada keterangan resmi dari kepolisian. Satu orang siswa yang berhasil diamankan masih dimintai keterangan oleh polisi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.