Sukses

Jalan Kaki 1,5 Km, Ibu Ditolak Puskesmas hingga Bayinya Meninggal

Liputan6.com, Brebes - Telapak tangan kanan Emiti, perempuan 32 tahun, terus mengusap kedua matanya. Ia tak mampu menahan kesedihan yang mendalam saat berada di makam anak kelimanya, almarhumah Icha Selfia, bayi berusia 7 bulan.

Bayi mungil warga Desa Sidamulya, Kecamatan Wanasari, Brebes, Jawa Tengah itu, meninggal dunia, pada Minggu, 10 Desember 2017.

Ironisnya, bayi mungil itu nyawanya tak tertolong karena tidak mendapatkan penanganan medis dari puskesmas setempat. Sang bayi ditolak dengan alasan kelengkapan administrasi.

Emiti mengatakan, anak terakhirnya itu mulai merasakan sakit sejak Jumat malam, 8 Desember 2017. Icha mengalami gejala muntah dan berak (muntaber) secara terus-menerus.

Malam itu, ia pun langsung membawa sang bayi ke tukang urut yang berada tak jauh dari kediamannya.

"Tapi sama tukang urutnya suruh dibawa ke Puskesmas Sidamulya," ucap Emiti di kediamanya, Senin (11/12/2017).

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berjalan Kaki 1,5 Km

Keesokan harinya, sekitar pukul 10.00 WIB, dia jalan kaki membawa anaknya ke puskesmas yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya. Tapi bukannya mendapat penanganan, sampai puskesmas dia malah ditelantarkan.

"Saya tidak dilayani sama sekali di sana. Padahal saat itu ada tiga petugas puskesmas," tutur Emiti.

Ia pun kecewa dengan pelayanan puskesmas tersebut. "Memang saya akui dari keluarga miskin, tapi enggak seharusnya mendapat perlakuan seperti ini," imbuhnya.

Alasan penolakan saat itu, menurut Emiti, dia tidak membawa Kartu Indonesia Sehat (KIS) atas nama anaknya yang meninggal dunia tersebut. Dia hanya membawa kartu jaminan kesehatan miliknya sendiri.

"Anak saya kan belum punya KIS karena masih bayi. Saya bawa KTP sama Jamkesmas punya saya," katanya.

Namun, sesampai di puskesmas malah diabaikan. "Hampir setengah jam saya berdiri seperti patung kuda," beber dia.

Merasa tak akan mendapat penanganan, dia pun akhirnya pulang. Emiti sempat mampir ke bidan di dekat rumahnya, tapi yang bersangkutan tidak ada.

"Akhirnya saya beli obat seadanya di warung. Saya juga kasih ASI bisa, mau minum dia. Tapi masih belum sembuh," katanya.

Keesokan harinya, Minggu, 10 Desember 2017 sekitar pukul 10.00 WIB, Icha meninggal dunia. Nyawa bayi malang itu, tak bisa diselamatkan karena lambatnya penanganan.

"Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti itu," katanya dengan menitikkan air mata.

3 dari 3 halaman

Terancam Sanksi

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Sri Gunadi Parwoko, mengatakan sudah mendapat laporan soal kasus itu. Dia berjanji akan menindak tegas petugas puskesmas yang menelantarkan pasien.

"Kami akan cek dulu kasus ini. Kalau sanksi pasti adalah nanti," ujar Sri Gunadi Parwoko.

Dinkes, kata dia, langsung memanggil Kepala Puskesmas Sidamulya untuk mengklarifikasi serta menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi.

"Sudah saya panggil Kepala Puskesmasnya. Saat ini masih kita lakukan klarifijasi dulu. Hasilnya nanti segera kita sampaikan," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.