Sukses

Hari Anti-Korupsi, Wali Kota Semarang Ajak Anak-Anak Main Gim Ini

Di Google Play Store, game tersebut mendapatkan respons positif dari warganet dengan meraih 4,4 bintang.

Liputan6.com, Semarang Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengajak masyarakat anak-anak muda milenial di Semarang dan kota-kota lain untuk bermain gim (game). Ajakan ini untuk memperingati Hari Anti-Korupsi 2017, Sabtu (9/12/2017).

Kepada Liputan6.com, Hendi mengaku sangat mengapresiasi dibuatnya gim oleh Anak-anak Semarang atau pengembang lokal. Gim itu diberi nama gim Anti-Korupsi.

"Saya mengajak bermain gim edukasi ini, terutama kepada orangtua yang memiliki anak masih suka main gim, sebaiknya diarahkan saja," kata Hendi.

Hendi menjadi tokoh dalam gim itu. Sebelumnya, Hendi juga pernah mengajak warga untuk mengunduh dan memainkan gim itu, pada Hari Game Indonesia. Sebelumnya ajakan disampaikan melalui akun Instagramnya @hendrarprihadi.

"Mari #BergerakBersama dukung developer game lokal Kota Semarang. Game "Anti Korupsi" bisa diunduh di Google Play Store," tulis Hendi dalam caption hasil screenshot Play Store.

Wali Kota Semarang terpergok jadi backpacker (Foto Facebook akun Wajar Oye)

Dalam gim Anti-Korupsi yang grafisnya masih dua dimensi ini, pemain diminta mengarahkan karakter Hendi untuk menghindari uang haram. Ketika berlari makin lama makin cepat, ternyata uang yang menjadi penghalang juga makin banyak. Di Google Play Store, gim tersebut mendapatkan respons positif dari warganet dengan meraih 4,4 bintang.

Akun IG @rifainawawi memberi respons positif dalam komentarnya, "Ini baru hebat. Berani jujur dengan rakyatnya. Selamat Pak Wali yang muda yang berjaya, yang muda berkarya luar biasa untuk rakyatnya."

Namun ada pula yang komplain. Akun @ariska.annisa mengajukan komplainnya terkait karakter dalam gim yang dianggap pembohongan. "Wah pembohongan publik nih pak @hendrarprihadi. Itu badan kok atletis banget yaah? hehehe"

Terlepas dari semua komentar di postingannya, Hendi menyebutkan bahwa sikap anti-korupsi harus dikembangkan sejak dini. Ia bercerita bagaimana tingginya tingkat stres ketika diperiksa oleh penyidik KPK sebagai saksi atas kasus Wali Kota Semarang sebelumnya.

"Sebelum diperiksa, saya malamnya enggak bisa tidur. Saya mencoba mengingat-ingat apa yang saya tahu seputar kasus itu. Tapi karena gagal, ya sudah bismillah saya berangkat. Toh saya belum tahu apa yang akan ditanyakan penyidik," kata Hendi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menolak Bonsai

Ada kejadian konyol saat diperiksa sebagai saksi, mungkin karena saking stresnya, Hendi berkali-kali minta jeda. Entah untuk minum entah untuk ke kamar kecil.

"Rasanya pengin minum terus, akibatnya jadi kebelet pipis terus. Sedangkan di ruang pemeriksaan KPK itu AC dinginnya minta ampun. Setelah pemeriksaan selesai, saya sampaikan apa adanya, ternyata rasa dingin itu dari diri saya sendiri," kata Hendi.

Hendi bercerita bahwa para penyidik KPK sangat independen. Pemeriksaan usai, penyidik mengucapkan terima kasih dan anehnya, rasa kebelet pipis langsung menghilang.

"Apalagi waktu saya dipesan agar tak takut menyampaikan fakta yang saya tahu. Jadi pesan saya untuk warga Semarang, jika mendapati aparatur negara yang mencoba minta suap, mark up atau apa pun yang merugikan, silakan langsung laporkan saya atau ke KPK," kata Hendi.

Hendi sendiri dua kali mendapatkan penghargaan dari KPK sebagai penyelenggara negara yang berani melaporkan penerimaan gratifikasi. Termasuk hal yang remeh. Namun karena ia ragu, maka ia melapor dan menyerahkan pemberian itu ke KPK.

Wali Kota Semarang, Hendra Prihadi saat ditanya wartawan usai menjalani pemeriksaan oleh KPK, Jakarta, Selasa, (16/2). Hendra diperiksa sebagai saksi untuk tersangka anggota Komisi V DPR Damayanti Wisnu Putranti. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Salah satunya berupa tanaman bonsai yang diberikan sebagai kenang-kenangan oleh Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) pada event Semarang Expo Hortikultura tahun 2014. Hendi bercerita bahwa ia akan mengganti tanaman tersebut dengan harga yang sesuai.

"Bukannya saya menolak pemberian yang indah ini, tetapi alangkah baiknya jika saya dapat mengganti harga bonsai tersebut. Jika tidak bersedia menerima pembayaran, saya berencana menyerahkan bonsai ini ke KPK," kata Hendi.

Untuk Hari Anti-Korupsi 2017 ini lagi-lagi Hendi memposting ajakan memerangi korupsi. masih melalui akun IG @hendrarprihadi, Hendi menulis "Selamat #HariAntiKorupsi ! - Ayo mulai dari diri sendiri! - kalau dititipi omongan jangan dilebihi, kalau dititipi uang jangan dikurangi. #BeraniJujurHebat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.