Sukses

PHRI Imbau Hotel dan Restoran di Lombok Beri Diskon

Beri bantuan terhadap wisatawan, PHRI mengimbau pengusaha hotel dan restoran di Lombok agar meringankan biaya penginapan.

Liputan6.com, Lombok - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengimbau pengusaha hotel dan restoran di Lombok, untuk memberikan kemudahan bagi wisatawan yang terdampak erupsi Gunung Agung.

Salah satu caranya adalah dengan memberi potongan harga atau diskon menginap di hotel dan makan di restoran. Hal itu dimaksudkan untuk membantu para wisatawan yang 'terjebak' karena terganggunya transportasi akibat erupsi Gunung Agung.

"Pemberian diskon itu sebagai wujud empati pelaku industri wisata terhadap para tamu yang sedang membutuhkan pertolongan," ujar Abdul Hadi, Ketua PHRI NTB, Rabu (29/11/2017).

Hadi menjelaskan, sistem buka tutup di Bandara Internasional Lombok dan adanya beberapa maskapai yang melakukan pembatalan dinilai sangat berimbas terhadap wisatawan.

Sebab, kata dia, akibat pemberlakuan sistem tersebut, para wisatawan yang hendak pulang ke negaranya menjadi tertahan di Lombok, untuk sementara waktu.

Karena itu, Hadi meminta industri perhotelan dan restoran menetapkan kebijakan khusus sebagai bentuk empati terhadap kondisi yang terjadi saat ini.

"Berikan diskon berdasarkan kebijakan masing-masing untuk wisatawan yang kesulitan. Agar mereka mengenang hal positif dari Lombok," Hadi memungkasi.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menpar Instruksikan Hotel di Bali Diskon 50 Persen

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengapresiasi kecepatan dan kesigapan industri pariwisata Bali. Begitu diumumkan oleh otoritas bandara bahwa Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup pada Senin, 27 November 2017 pukul 07.15 Wita, hingga 18 jam ke depan, industri langsung melaporkan perkembangan lapangan.

Persis seperti yang pernah dirapatkan dengan Arief Yahya di BPPD Bali, beberapa waktu lalu, bahwa industri siap dengan skenario jika bandara tutup. Wisatawan yang terimbas, karena cancellation pesawat, tidak ada flight ke luar Bali, diberikan free akomodasi 1 malam, dan selanjutnya hanya berbayar 50 persen saja.

"Bagus! Cepat, dan beginilah seharusnya tanggap darurat industri perhotelan di Bali. Jangan berhitung untung rugi dulu, melayani customers yang sedang panik dan tidak bisa terbang pulang, itu jauh lebih penting,” ujar Arief.

Sebenarnya, ia punya hitungan yang jika itu dilakukan industri, dampak ke depannya akan sangat bagus buat Bali. Para travellers akan sangat fanatik, loyal, dan setia dengan Bali. Nama Bali akan semakin harum di mata wisatawan di seluruh dunia.

"Tapi sudahlah, kita melayani mereka sebagai sesama umat manusia saja, dengan cara-cara kemanusiaan, humanisme saja. Tidak elok berbincang bisnis di tengah suasana gaduh bencana," ucap Arief.

Menteri asli Banyuwangi tersebut mengajak industri untuk berpikir lebih jauh. Jika manusia memberikan sesuatu ke sesama, Tuhan tidak tidur. Tuhan akan membalas berlipat-lipat, entah dari mana asal muasal datangnya.

"Kita berempati, seandainya itu terjadi dan menimpa kita dan keluarga. Lalu hotel, industri, dan pemerintahnya membantu secara tulus, menjamin suasana nyaman, itu sangat bermakna dan dalam,” kata Arief.

Saat memimpin rapat Tim Crisis Center (TTC) di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), pada Senin, 27 November 2017, Arief lega menerima laporan dari Bali Tourism Hospitality (BTH) --istilah lain dari Crisis Center Kemenpar. Ia pun mengucapkan terima kasih pada para pengusaha pariwisata di Bali.

BTH telah disiapkan bus-bus kecil berkapasitas 12 orang yang siap membantu wisatawan dari Bandara Ngurah Rai untuk kembali hotel. Industri perhotelan Bali memberikan kemudahaan dengan tarif one night free dan diskon 50 persen untuk hari berikutnya kepada wisatawan yang terkena cancel atau yang ingin extend.

Keputusan tersebut sangat meringankan bagi wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus) yang tidak bisa terbang karena bandara tutup.

"Tidak bisa pulang itu bukan kemauan mereka! Juga bukan keinginan kita. Ini karena alam," ujar Arief.

Pelaku usaha (industri) pariwisata di Bali mulai memberikan bantuan kemudahan kepada wisatawan yang terkena pembatalan atau cancellation karena ditutupnya Bandara Ngurah Rai Bali akibat terkena dampak erupsi Gunung Agung.

Untuk meringankan beban psikologis wisatawan, pelaku usaha Biro Perjalanan Wisata (BPW) Bali telah menerjunkan para petugasnya untuk melakukan pendampingan kepada wisatawan hingga mereka memutuskan apakah tetap berlibur di Bali, melanjutkan ke destinasi lain, atau memutuskan untuk pulang.

Selain itu, telah disiapkan pula 15 shelter atau assembly point untuk wisatawan yang terkena pembatalan agar tidak merasa bosan dan tetap nyaman selama extend. Assembly point itu di antaranya Grand Inna Bali Beach Hotel, ITDC Nusa Dua, Krisna Oleh-oleh Sunset Road, Krisna Wisata Kuliner, Taman Ayu, Bali Bird Park, Bali Adventure Tours, Bali Safari and Marine Park, Desa Wisata Kertalangu, True Bali Experience, Bencingah Puri Ubud, Pod Chocolate, Taman Sari, Ubud Adventure Center, dan Pod Chocolate Cafe Sunset.

Tim Crisis Center atau Bali Tourism Hospitality (BTH) juga melaporkan, masing-masing perusahaan maskapai penerbangan telah bergerak cepat dalam menangani penumpang yang cancel, di antaranya ada yang memberikan penginapan hotel bagi penumpang yang terpaksa extend, ada juga yang memberi uang, seperti dilakukan Jet Star, sebesar Rp 150.000.

Untuk menghindari kekecewaan, bagi penumpang yang akan berangkat dari Jakarta menuju Bali, disarankan untuk dialihkan ke Bandara Juanda Surabaya kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat menggunakan bus penjemputan yang sudah siap mengantarkan penumpang ke Bali.

Kemudahan dalam pengurusan visa juga diberikan petugas Imigrasi Bali. Sebanyak delapan wisatawan mancanegara  terdiri dari satu wisman dari Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan empat wisman Rusia, telah mendatangi konter pelayanan imigrasi untuk memperpanjang masa visa mereka yang habis hari ini, dan oleh petugas langsung diperpajang.

Sebelumnya, Arief Yahya telah menghimbau industri penerbangan dan perhotelan di Pulau Bali untuk memberikan diskon khusus kepada wisatawan menyusul adanya kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Agung sejak Sabtu, 25 November 2017. Pasalnya, kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali telah menyebabkan penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai pukul 07.15 Wita hingga 18 jam ke depan.

Arief juga meminta semua pihak maklum dan memastikan semua penumpang yang terkena pembatalan penerbangan dan terpaksa check-in kembali di hotel-hotel diberikan diskon khusus hingga 50 persen dan mempermudah mengurus visa bagi wisatawan yang mau habis masa tinggalnya tanpa dikenakan biaya.

“Yang di Lombok juga sama ya,” ucapnya.

Kepada maskapai Low Cost Carrier (LCC), diharapkan tidak mengenakan flight cancellation charge atau rescheduling charge. Apabila visa turis sudah kedaluawarsa, otomatis diberi perpanjangan satu bulan.

"Tolong ya? Ini penting,” kata Arief.

Ia juga mengimbau agar pengelola bandara harus terus meng-update informasinya terkait buka/tutup bandara, serta kesiapan bandara melayani wisatawan khususnya, Bandara Ngurah Rai, Lombok, dan Banyuwangi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.