Sukses

Banjir dan Longsor Terjang Sejumlah Wilayah di Jambi

Banjir dan tanah longsor di Jambi, disebabkan tingginya curah hujan selama sepekan terakhir.

Liputan6.com, Jambi - Tingginya curah hujan di Provinsi Jambi, mulai menimbulkan bencana. Terkini, ada beberapa daerah dilanda banjir dan tanah longsor. Seperti di Kabupaten Sarolangun, Tebo, dan Kota Sungaipenuh.

Iwan, salah seorang sopir travel jurusan Kota Jambi-Kota Sungaipenuh mengatakan, longsor terjadi di jalur Kota Sungaipenuh menuju daerah Tapan. Tepatnya di kilometer 35 dan 37.

"Sampai Senin siang tadi, jalur masih tertimbun longsor. Lalu lintas lumpuh, dan kabarnya ada satu mobil terjebak longsor juga," ujar Iwan saat dihubungi, Senin malam, 27 November 2017.

Menurut Iwan, jalur Kota Sungaipenuh menuju Tapan memang rawan akan longsor. Sebab jalur tersebut diselingi tebing yang cukup tinggi. Apabila masuk musim penghujan maka bisa memicu longsor.

Longsor tersebut juga dibenarkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sungaipenuh, Paunal Akhyar. Untuk mengatasi longsor tersebut, pihaknya sudah menurunkan sejumlah alat berat ke lokasi dengan dibantu petugas dari Tim Reaksi Cepat (TRC).

"Daerahnya memang rawan akan longsor karena kondisi tanah yang labil," ujar Paunal.

Ia pun mengimbau agar warga berhati-hati saat melintasi jalur Kota Sungaipenuh menuju Tapan. Jalur berstatus jalan nasional dikenal sebagai langganan longsor saat musim hujan tiba.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2 Kabupaten Kebanjiran

Sementara itu, warga di Kabupaten Sarolangun, mengaku banjir sudah mulai melanda beberapa wilayah di daerah itu. Terutama daerah yang tidak jauh dari aliran sungai. Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir menyebabkan debit air sejumlah anak Sungai Batanghari naik.

"Di sejumlah desa di Kecamatan Mandiangin, sudah ada yang banjir dan menggenangi jalan lingkungan," ujar Yansah, salah seorang warga Sarolangun.

Ketinggian banjir, kata dia, belum terlalu mengkhawatirkan, yakni antara 10 hingga 15 centimeter. Namun demikian, apabila hujan lebat terus terjadi maka banjir akan makin tinggi dan meluas.

"Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, banjir melumpuhkan jalan-jalan dan menggenangi rumah serta perkebunan," ucap Yansah.

Tak hanya di Kabupaten Sarolangun, warga Kabupaten Tebo juga mulai merasakan banjir akibat luapan sungai di daerah itu. Salah satunya adalah Sungai Batang Tabir. Menurut warga, sedikitnya ada enam desa yang terkena banjir akibat meluapnya sungai tersebut.

"Ketinggian air Sungai Batang Tabir terus naik. Semenjak hujan deras turun seminggu terakhir ini," ujar Agus, salah seorang warga Desa Olak Kemang, Kecamatan Muara Tabir.

Menurut dia, luapan air cukup cepat hingga merendam sejumlah rumah warga. Sementara ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 20 centimeter.

Camat Muara Tabir, Heru Purnomo mengatakan, beberapa desa di Muara Tabir memang rawan akan banjir. Mengingat daerahnya berdekatan dengan alur sungai dan beberapa desa letaknya cukup rendah.

"Hampir setiap tahun ketika musim hujan tiba ada wilayah yang kebanjiran," ujar Heru.

Mengantisipasi bencana tersebut, Heru mengaku sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Khususnya untuk persiapan logistik, personel, posko hingga lokasi pengungsian.

"Jadi sudah kita rapatkan terkait menghadapi banjir ini. Warga kami harap waspada dan melapor jika kondisi banjir meningkat," kata Heru.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.