Sukses

Penagih Utang Cabul Akhirnya Ditembak Polisi

Salah satu debt collector atau penagih utang cabul ditembak polisi hingga mengalami patah kaki.

Liputan6.com, Makassar - Dua orang debt collector atau penagih utang yang mencoba memperkosa AR, gadis berusia 16 tahun pada Rabu malam, 22 November 2017, diringkus aparat kepolisian. 

Adalah Rio Kurnia Putra Mambe (27), penagih utang itu ditangkap pada Kamis malam, 23 November 2017, di Jalan Mappanyukki, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

"Anggota di-backup dari satuan Resmob Polda Sulsel berhasil amankan pelaku utama yang bernama Rio, yang satunya lagi kita amankan sebagai saksi," kata Kapolsek Makassar, Kompol Usman saat dikonfirmasi, Jumat (24/11/2017). 

Rio, Usman menjelaskan, ditangkap bersama sejumlah barang bukti, termasuk dua buah telepon genggam milik AR. Namun, saat diminta untuk menunjukkan barang bukti senjata tajam yang digunakan untuk melukai korban, Rio berusaha melarikan diri. 

"Kita sudah beri tembakan peringatan, tapi dia tetap berusaha kabur, akhirnya pelaku dilumpuhkan," kata Usman. 

Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar karena luka tembak di betisnya, pelaku pun langsung dijebloskan ke dalam penjara di Markas Polsek Makassar. 

Atas perbuatannya, penagih utang itu dijerat Pasal 365 tentang Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan yang acaman hukumannya 20 tahun penjara. "Untuk dugaan tindak pidana pencabulannya sendiri kita masih akan selidiki lebih mendalam," Usman memungkasi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Motor Baru Menunggak 3 Bulan

Rio Kurnia Putra Mambe ternyata adalah pegawai outsourcing atau alih daya dari perusahaan swasta bernama Swapro yang menyalurkan tenaga kerja dan menjalin kerja sama dengan perusahaan Wahana Ottomitra Multiatha (WOM) Finance tempat keluarga AR mencicil motor. 

Levie Hardian, Kepala Cabang WOM Finance Makassar mengatakan bahwa tunggakan motor milik keluarga AR memang telah mencapai tiga bulan. Namun, menurut Levie, pihak keluarga AR sangat kooperatif saat ditagih.

"Sebenarnya kunci motor yang tagihannya menunggak tiga bulan milik keluarga korban telah diserahkan," kata Levie, Jumat (24/11/2017) sore. 

Levie menjelaskan bahwa kejadian yang menimpa AR di luar kendali perusahaan WOM Finance. Pihaknya pun sudah menghubungi pihak penyalur tenaga kerja debt collector tersebut, Swapro, namun belum ada itikad baik dari pihak Swapro. 

"Sebenarnya kan yang harus bertanggung jawab di sini adalah Swapro, namun sampai sekarang belum ada iktikad baik dari Swapro," ungkapnya. 

WOM Finance sendiri pun tak lepas tangan begitu saja terhadap kejadian ini. Levie menjelaskan, pihaknya akan menanggung seluruh biaya pengobatan AR hingga ia sembuh. 

"Meski begitu kita tetap akan bertanggung jawab, seluruh biaya pengobatan akan kami tanggung," ia memaparkan.

3 dari 3 halaman

Pasca Jalani Operasi, Korban Masih Kritis 

Dihubungi secara terpisah, Agum Saputra selaku kakak kandung korban menjelaskan bahwa adiknya AR setelah mendapatkan delapan luka tikaman, masing-masing tujuh tikaman di leher dan satu tikaman di lidah harus menjalani operasi. 

"Dioperasi kemarin, alhamdulillah berjalan lancar," kata Agum Saputera kepada Liputan6.com, Jumat petang tadi. 

Namun, lanjut Agum, saat ini kondisi adik perempuannya itu belum membaik. AR masih belum bisa berbicara karena jahitan di lidahnya dan masih sering mengalami pendarahan di bagian lehernya. 

"Lidahnya dijahit jadi masih susah bicara, lalu lehernya juga masih pendarahan," terangnya. 

Mudah-mudahan, harap Agum, adik perempuannya itu segera sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa kembali. "Doakan ya semoga cepat sembuh," ia berharap. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.