Sukses

Keren, Karyawan Hotel di Yogya Rutin Produksi Sabun Daur Ulang

Sabun daur ulang dijadikan souvenir dan dibagikan gratis kepada warga sekitar.

Liputan6.com, Yogyakarta Setiap awal bulan, ratusan karyawan Hotel Melia Purosani kebagian jatah kerja bakti secara bergiliran membuat sabun daur ulang. Sabun sisa tamu hotel yang biasanya hanya sekali dua kali dipakai, dikumpulkan, diolah kembali, dan dicetak menjadi sabun baru aneka varian. Ada aroma teh hijau, kopi, pandan, dan sebagainya.

Mereka membuat sabun daur ulang bukan tanpa maksud. Ada misi sosial di balik pembuatan sabun daur ulang berbentuk batang dengan ukuran 120 gram itu.

"Sabun daur ulang kami kemas ulang dan bisa jadi souvenir untuk para tamu yang mau membeli," ujar Danang Setyawan, Marketing Communications Hotel Melia Purosani Yogyakarta saat peluncuran program, Rabu (22/11/2017).

Sabun daur ulang itu dibanderol dengan harga mulai Rp 20.000 per buah. Seluruh hasil penjualan sabun akan didonasikan ke Yayasan Reachout Foundation untuk mendukung berbagai program pemberdayaan komunitas terutama pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada 2017-2018. Selain itu, ia juga berencana untuk membagikan sabun daur ulang secara cuma-cuma kepada warga yang tinggal di sekitar wilayah hotel.Hotel Melia Purosani menjalankan program yang diberi judul Soap For Hope ini. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas hidup dengan memberikan sabun ke komunitas yang tidak memiliki atau kesulitan mendapatkan sabun serta menyediakan mata pencaharian untuk komunitas lokal lewat daur ulang sabun.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dua Kilogram Limbah Sabun Setiap Hari

Danang menyebutkan dalam sehari terdapat dua kilogram limbah sabun yang dihasilkan oleh Hotel Melia Purosani Yogyakarta. Dalam satu kali pembuatan, karyawan hotel bisa menghasilkan 80 sampai 100 buah sabun daur ulang.

Program ini sesuai dengan komitmen hotel untuk mengurangi sampah atau limbah sabun yang tidak terpakai.

"Apalagi, hotel kami sudah meraih EarthCheck Gold Certification dan Green Hotel Award 2017," kata Danang.

Manajer Regional Diversey Timotius Bantuan menegaskan sabun daur ulang ini aman dan tidak mengandung bakteri. Sebab, sabun bersifat basa dan bakteri hidup di kondisi asam.

"Kami pastikan tidak ada bakteri di sabun daur ulang, terlebih untuk meminimalkan citra sabun daur ulang, juga sudah dilakukan sanitasi dalam pembuatannya," tuturnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Proses Sederhana

Ia memaparkan proses pembuatan sabun daur ulang dimulai dengan pemotongan sabun sampai berukuran kecil. Setelah itu, sabun ditimbang sesuai dengan berat yang diinginkan. Bahan sabun daur ulang yang sudah ditimbang, dicelupkan ke dalam cairan chlorin selama 10 detik untuk proses sanitasi.

"Cairan chlorin yang dipakai bukan jenis untuk membersihkan kolam renang, tetapi untuk membersihkan sayur dan buah yang secara otomatis menguap sendiri, jadi tidak berbahaya," kata Timotius.Setelah dicelupkan sebentar, sabun diberi bahan lain sebagai pengharum dan tekstur, seperti scrub susu, kopi, teh hijau, lemon, dan sebagainya.

Selanjutnya, campuran sabun dimasukkan ke dalam cetakan manual yang dirancang oleh Diversey. Alat ini hemat energi karena tidak menggunakan listrik sama sekali.

"Setelah itu sabun daur ulang pun dikemas dalam plastik dan diberi label," ucap Timotius.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.