Sukses

Habiskan Akhir Pekan Lewat Kuliner, Musik dan Alam Bukit Menoreh

Kulon Progo Festival 2017 menghadirkan beragam hiburan dan kuliner di alam terbuka.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kulon Progo Festival (Kulfest) 2017 yang digagas oleh Didik Nini Thowok menawarkan sensasi berakhir pekan yang tidak biasa di Bukit Menoreh. Acara yang baru pertama kali diadakan ini berlangsung selama tiga hari, 24 sampai 26 November 2017, di Bendung Kayangan, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengunjung tidak hanya bisa menyaksikan aneka hiburan serta menikmati kuliner tradisional, melainkan juga bermalam selama acara dengan menggunakan tenda.

Bendung Kayangan merupakan salah satu lokasi wisata di Kulon Progo, yang memiliki pemandangan yang indah, terutama dapat dinikmati saat pagi maupun sore hari. Hawanya sejuk, ada pertemuan dua sungai di kawasan seluas tiga hektare itu, serta perbukitan hijau yang menyegarkan mata.

Memasuki kawasan Bendung Kayangan yang tenang dan asri bisa mengurangi kepenatan akibat ingar bingar kehidupan di perkotaan.

"Acara ini untuk memperkenalkan budaya Nusantara kepada generasi muda, jadi kami mengangkat tempat ini dan kuliner tradisionalnya," ucap Donny Moeladi, promotor Kulfest 2017, beberapa waktu lalu.

Geblek tempe dan kopi Menoreh menjadi salah satu kuliner unggulan dalam perhelatan ini. Keduanya merupakan ikon kuliner Kabupaten Kulon Progo yang terkenal dengan Bukit Menoreh. Selain kuliner, seni, dan budaya Tanah Air juga ditampilkan di acara ini. 

Didik Nini Thowok, Komunitas Bissu Sulawesi, Ega Robot dari Bandung, Sarumban Dance Theatre Cirebon, Sanggar Mahasiswa Tidore, Sanggar GER dari Palembang, Jaringan Kampung Nusantara (Japung), dan sebagainya yang akan menambah wawasan kekayaan dan keberagaman seni dan budaya Indonesia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seniman 6 Negara Unjuk Gigi

Seniman dari enam negara juga terlibat dalam acara ini, yakni Pooja Bhatnagar dan Sindhu Raj dari India, Navee Sasongkroh dan Thummanit Nikomrat dari Thailand, Liz Elizabeth Louisse dari Australia, Ai Hasuda dari Jepang, Cao Zhiwei dan Sun Yijun dari Tiongkok, serta Jetty Roels dari Belgia.

“Sebuah keinginan besar untuk melestarikan budaya Nusantara supaya tidak hanya diapresiasi di Indonesia tetapi juga internasional,” ujar Didik Nini Thowok.

Untuk menarik perhatian anak muda, acara ini tidak hanya menyajikan seni budaya tradisi dan kuliner lokal. Sejumlah musikus favorit Indonesia tampil dalam perhelatan ini, antara lain, Sheila On 7, Andien, Endank Soekamti, Payung Teduh, dan Gugun and the Blues Shelter.

Selama tiga hari, pengunjung juga bisa mengikuti berbagai workshop seperti pembuatan wayang kulit, topeng, gamelan, serta wayang kancil. Adapun untuk bisa menikmati aneka hiburan yang tidak biasa disajikan itu, pengunjung harus membeli tiket masuk.

Ada beberapa varian tiket yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan pengunjung. Tiket masuk per hari dibanderol dengan harga Rp 225.000, tiket masuk tiga hari seharga Rp 625.000, tiket tiga hari dengan tenda reguler Rp 1,98 juta, dan tiket tiga hari dengan glamping senilai Rp 3,75 juta.

"Kulfest 2017 diharapkan bisa mengangkat keunikan kawasan dan lingkungan Bendung Kayangan di Bukit Menoreh,” ucap Didik Nini Thowok.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.