Sukses

Aparat Susun Strategi Bebaskan Sandera KKB Papua

Ada sekitar 1.300 warga sipil masih berada di lokasi yang telah dikuasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Liputan6.com, Timika - Aparat gabungan TNI dan Brimob hingga kini belum berhasil mengevakuasi 1.300 warga sipil yang terisolasi di Kampung Banti dan Kimbeli karena dua kampung itu masih diduduki dan dikuasai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal, di Timika, Kamis (16/11/2017), mengatakan upaya evakuasi warga sipil itu terus dilakukan oleh aparat dengan membangun dialog bersama para tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama di wilayah Tembagapura maupun dengan KKB.

"Upaya evakuasi warga sipil tetap kami lakukan. Dalam Satgas Terpadu sudah ada pembagian tugas, ada yang mengupayakan dialog dengan para tokoh, ada tim kesehatan yang menangani warga yang sakit dan membutuhkan bantuan pangan, ada juga tim yang melakukan patroli dan penegakan hukum agar para pelaku penembakan bisa terungkap dan tertangkap," ujar Kamal, seperti dilansir Antara.

Dengan alasan meminimalkan risiko terhadap seribuan warga sipil itu, hingga kini aparat gabungan TNI dan Polri belum mengambil tindakan tegas untuk merangsek masuk ke Kampung Banti, Kimbeli, dan sekitarnya yang dikuasai KKB.

"Situasi yang terjadi di Tembagapura itu berbeda dengan bencana alam, sehingga benar-benar perlu mendapat atensi bersama, mengingat di sana ada sekelompok orang yang mengisolasi masyarakat dengan menggunakan senjata api sehingga masyarakat berada dalam kondisi tekanan atau intimidasi maka kita tidak mau ada efek yang lebih besar kepada anggota kita maupun kepada masyarakat. Upaya yang dibangun saat ini bagaimana memperkecil efek itu," kata Kombes Kamal.

Menyikapi semakin banyak masyarakat Banti, Kimbeli dan sekitarnya yang membutuhkan bantuan pangan saat ini, aparat terus menyediakan logistik di sekitar kantor Polsek Tembagapura.

Warga diharapkan datang mengambil sendiri bantuan pangan di sekitar kantor Polsek Tembagapura dengan berjalan kaki dari kampung mereka.

Bantuan pangan tidak bisa didistribusikan dengan kendaraan ke kampung-kampung itu lantaran sudah dikuasai oleh KKB.

Bahkan ruas jalan Tembagapura-Kimbeli-Banti dilaporkan telah dirusak dengan cara digali menggunakan alat berat milik salah satu perusahaan kontraktor yang mengerjakan ruas jalan Opitawak-Aroanop.

Sejumlah kios barang kebutuhan pokok milik para pedagang non-Papua yang ada di Banti dan Kimbeli dilaporkan telah dijarah habis oleh KKB.

Bahkan istri salah satu pemilik kios yang tengah hamil dua bulan beberapa waktu lalu dilaporkan mengalami perlakuan tidak senonoh karena diperkosa oleh beberapa pentolan KKB itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ibu Melahirkan Jadi Korban Penembakan Kelompok Bersenjata Papua

Serina Kobogau dan bayinya harus segera dievakuasi dari Rumah Sakit Banti ke Rumah Sakit Tembagapura, Mimika. Evakusi ini dilakukan lantaran Serina dan bayinya membutuhkan pertolongan lebih intensif pasca-melahirkan.

Namun, bukan kelancaran yang didapat saat evakuasi, tapi justru Serina harus mendapatkan luka tembak pada bagian paha sebelah kanannya. Serina menjadi salah satu korban penembakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata, saat sedang dievakuasi oleh mobil ambulans milik Rumah Sakit Banti bernomor lambung 01.4414 R Armored.

Mobil yang ditumpanginya ditembaki oleh kelompok bersenjata dari sebuah gedung lama di sekitar wilayah Utikini, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyebutkan saat kejadian seluruh penumpang di dalam mobil ambulans melihat belasan orang yang diduga kelompok bersenjata berada di sekitar gedung.

"Kelompok tersebut menembaki mobil ambulans yang sedang membawa ibu dan bayinya, pasca-melahirkan di Rumah Sakit Banti," kata Kamal, Selasa 24 Oktober 2017.

Aksi penembakan secara beruntun terhadap mobil ambulans tersebut terjadi sekitar pukul 14.45 WIT. Tembakan tersebut juga mengenai helm milik Lexi Titalessy, sopir ambulans. Lalu, serpihan kaca mengenai penumpang lainnya yakni mengenai wajah Rendi, bayi milik Serina Kobogau, Anditiya Ocha Ferdiana pegawai medis dan Tomy Dibitau , suami dari Serina Kobogau.

"Ini sudah tidak masuk akal. Kami mengecam tindakan ini yang menembak mobil ambulans yang di dalamnya terdapat seorang pasien yang harus dievakuasi," kata Kamal.

Untuk mengejar pelaku penembakan, kepolisian setempat telah berkoordinasi dengan TNI, untuk bersama-sama melakukan pengejaran. Areal PT Freeport Indonesia, tepatnya di Tembagapura sudah empat hari belakangan ini diteror aksi penembakan yang diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata Sabinus Waker.

Waker diduga memiliki 15-an anak buah dan memegang senjata jenis stayer dan ratusan amunisi yang dirampas dari tangan polisi pada 2015 lalu.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.