Sukses

Terlibat Baku Tembak dengan KKB, 1 Anggota Brimob Papua Tewas

Dalam baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dini hari, dua anggota Brimob Polda Papua tertembak.

Liputan6.com, Papua - Duka mendalam kembali terjadi di Korps Brimob Polda Papua. Brigadir Firman, anggota Den B Timika meninggal dunia, akibat luka tembak pada bagian punggungnya.

Firman tertembak saat sedang patroli dini hari tadi, Rabu (15/11/2017) pukul 03.50 WIT di sekitar mile 69, areal PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Kabupaten Mimika.

Saat itu, Firman sedang melakukan patroli bersama dengan Bripka Yongky Rumte yang juga mengalami luka tembak pada bagian punggung dan saat ini masih dalam kondisi kritis di Rumah Sakit Tembagapura.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyebutkan Brigadir Firman dan Bripka Yongky saat itu tengah melakukan patroli, menyusul tertembaknya karyawan Freeport, atas nama Raden Totok Sahadewo yang terjadi Selasa pagi 14 November 2017, sekitar pukul 08.20 WIT.

"Saat ini jenazah sedang dievakuasi dari ketinggian Tembagapura ke Kota Mimika," kata Kamal.

Teror dan penembakan di Tembagapura terjadi sejak 21 Oktober 2017 hingga saat ini. Dalam kejadian itu, dua anggota Brimob telah menjadi korban tewas. Sementara dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), masih melakukan pertahanan di dua kampung terdekat dengan Tembagaura, yakni Kampung Banti dan Kimbeli.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Polri dan TNI Buru Kelompok Bersenjata di Tembagapura Papua

Sekitar 500 personel Polri dan TNI disebar untuk menumpas gerakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga melancarkan aksi teror dan penembakan di Papua, tepatnya di Tembagapura, Kabupaten Mimika, sejak 21 Oktober 2017 hingga sekarang.

Pasukan gabungan tersebut tergabung dalam Satgas Terpadu Penanggulangan KKB. Apel pelepasan Satgas Terpadu dipimpin langsung Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar yang didampingi Panglima XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Geogre E. Supit, di Lapangan apel Polres Mimika.

Ratusan personel Brimob Polda Papua sebelumnya telah digeser ke Tembagapura. Bahkan, sekitar 100 aparat Brimob Palangkaraya dikirim untuk mengatasi aksi KKB.

"Ancaman yang dilakukan KKB, tidak bisa kita biarkan berlarut. Kelompok ini telah menganggu kamtibmas, serta melakukan penyerangan kepada warga dan petugas TNI/Polri serta pegawai Freeport,” ucap Boy, Senin (6/11/2017).

Ia berharap dengan kehadiran TNI/Polri di Tembagapura, untuk tidak ragu memberikan perlindungan kepada masyarakat, khususnya di Kampung Banti dan Utikini yang selama ini mengalami gangguan.

"Tetap semangat dan jaga kesehatan serta jalin komunikasi yang baik, sehingga tugas kita menjadi lebih efektif," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Mayjen TNI George Elnadus Supit mengakui sejumlah kampung di areal PT Freeport Indonesia, tepatnya di Tembagapura, seperti di Kampung Utikini Lama, Kimbeli, Waa-Banti, Opitawak hingga Aroanop di bawah kendali KKB.

Kodam Cenderawasih menyiapkan sekitar 200 personel untuk membantu polisi dalam pengejaran terhadap KKB yang diduga melancarkan aksi teror dan penembakan di Papua. "Berapa pun personel yang dibutuhkan kami siap. Siang tadi, pasukan yang disiagakan sudah bergerak ke sejumlah titik yang telah ditentukan,” jelasnya.

3 dari 3 halaman

Kapolda Ungkap 2 Kelompok yang Ganggu Keamanan Papua

Sebelumnya, Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengungkap dalang di balik gangguan keamanan di wilayah hukumnya. Ia mengatakan saat ini ada dua kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Kelompok pertama dipimpin Sabinus Waker, kedua dikomandoi Teni Kwalik. Masing-masing punya motif berbeda. "Ada yang minta hak, dan ada yang menyuarakan isu-isu memerdekakan (diri)," kata Boy usai rapat kordinasi di Kantor Kementerian Politik Hukum Kemanan, Jakarta, Kamis, 2 November 2017.

Boy menjelaskan, KKB di Papua diperkirakan berkekuatan 15-20 orang. Kelompok-kelompok tersebut bercokol di Pegunungan Tengah, seperti wilayah Lanny Jaya, Puncak Jaya, dan Kabupaten Puncak.

Keberadaan mereka berbahaya, karena memiliki belasan pucuk senjata beragam jenis. "Estimasi kami ada 8-15 pucuk senjata bervariasi, dari hasil rampas petugas, hasil mencuri," Boy memaparkan.

Aksi KKB belakangan mencuat. Yang terbaru adalah penembakan pos satuan tugas (satgas) Korps Brimob di area MP66 PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua. Selain itu, ada pula kasus pemerkosaan terhadap wanita berinisial E alias Mama L di kawasan yang sama dengan peristiwa penembakan.

Dalam kesempatan sama, Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen George Elnadus Supit mengatakan, kesulitan medan menjadi hambatan operasi menandaskan KKB.

"Mereka menguasai wilayah, kita kejar kesini lari ke sebelah, itu persoalannya. Dia gunakan taktik kutu loncat, dia juga membaur dengan masyarakat itu sulitnya," dia memaparkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.