Sukses

Warung Tresni Berpacu dengan Resto Siap Saji

di tengah persaingan kuliner di Denpasar warung Tresni harus berpacu dengan resto siap saji

Liputan6.com, Denpasar - Bagi Anda penggemar kuliner tak ada salahnya mencoba penganan lokal khas Bali. Rasanya juara meski terlihat sederhana. Sekali mencoba, dijamin Anda pasti ketagihan.

Di Pulau Dewata banyak warung yang menyajikan menu makanan lokal. Dari sekian banyak warung makan lokal, yang bertahan dan cukup mendapat hati di masyarakat adalah Warung Tresni.

Warung yang terletak di bilangan Jalan Drupadi, Renon, Denpasar ini menjajakan menu makanan khas Bali yang sudah barang tentu tak bisa ditemui di daerah lain. Made Suarta, adik pemilik Warung Tresni mengungkapkan, warungnya terus bertahan di tengah gempuran restoran siap saji yang banyak menjamur di Pulau Dewata.Warung Tresni terbilang sederhana. Konsepnya tak menggambarkan kemewahan seperti lokasi tempat nongkrong anak-anak muda zaman sekarang. Namun jangan disangka, orang-orang yang berlangganan di Warung Tresni bukan dari kalangan biasa. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika salah satu orang yang cocok dengan olahan yang disajikan Warung Tresni.

Jika Anda berkunjung ke sini, terpampang sejumlah artis kenamaan Ibukota seperti Iwan Fals, grup band Jamrud dan sederet artis lainnya. Bahkan, SCTV pernah menggelar acara live musik di Warung Tresni beberapa tahun lalu.

Menu olahan makanan di sini sederhana, namun terasa istimewa. Menu makanan khas Bali yang disajikan mulai dari olahan berat hingga olahan ringan seperti ayam betutu, tipat kuah, bubur Bali, hingga aneka jaje (jajanan) Bali seperti bubur sumsum, pisang rai dan lainnya. 

"Pengunjung kita umum. Kita sengaja buat konsep sederhana. Jadi, dari semua kalangan bisa menikmati kuliner di sini. Apalagi kita tidak mematok harga mahal, sangat terjangkau," kata Suarta saat ditemui di warungnya, Selasa (14/111/2017).Suarta mengatakan kudapan khas Bali yang di sajikan di warungnya sangat diminati masyarakat. Seiring dengan berubahnya zaman, makanan khas Bali mulai digeser oleh makanan luar yang menarik perhatian dan berani bersaing harga.

"Kita buka dari pagi, kadang siang sudah habis, tidak pernah tersisa. Masih banyak pecinta masakan Bali walaupun kita harus bersaing dengan makanan cepat saji yang makin banyak dan murah. Tipat kuah dan bubur bumbu Bali masih menjadi favorit di sini. Jaje Bali-nya juga masih sangat disukai pelanggan. Biasanya mereka kalau sudah makan di sini masih bungkus jaje Bali-nya," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.