Sukses

Kandasnya Asmara Sales dan Pegawai Bank Gara-Gara Ikat Pinggang

Hubungan asmara sales dan pegawai bank itu baru terjalin sejak Mei 2017. Gara-gara ikat pinggang, rencana pernikahan mereka buyar.

Liputan6.com, Sampit - Iyat Susanti (24), warga Jalan Jeruk I, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, babak belur setelah dianiaya pacarnya pada Minggu malam, 5 November 2017.

Korban mengungkapkan, sebelumnya kasus penganiayaan itu sudah dilaporkan ke pihak kepolisian pada Selasa malam, 7 November 2017. Karena tidak direspons, korban yang didampingi kedua orangtua dan kakak ipar memutuskan untuk mengadukan masalah tersebut ke Sekretariat PWI Perwakilan Kotawaringin Timur, pada Rabu, 8 November 2017, dilansir Antara.

Korban yang berprofesi sebagai sales menjalin hubungan asmara dengan pacarnya yang menganiayanya, LK, yang bekerja di sebuah bank pelat merah di Kota Sampit sejak Mei 2017 lalu.

Pada malam kejadian, korban dan pacarnya berada di rumah kos korban di Jalan Jeruk I, sekitar pukul 20.00 WIB. Ketika itu, korban membuatkan minuman susu untuk kekasihnya.

Rupanya saat korban membuatkan minuman tersebut, LK memeriksa telepon seluler milik korban, termasuk percakapan di aplikasi WhatsApp (WA). Setelah membaca percakapan di WA korban dengan temannya, diduga pelaku terbakar api cemburu.

Minuman susu yang dibuatkan korban kemudian disiramkan ke tubuh korban. "Untung siraman air susu itu kena bagian perut saya saja dan tidak sampai tembus mengenai kulit, sehingga tidak mengakibatkan luka," katanya.

Pelaku semakin geram dan marah, lalu memukul korban berkali-kali. Tidak hanya dengan tangan dan kaki, tetapi juga dengan sabetan ikat pinggang. Korban hanya bisa bertahan dan meminta pacarnya bersabar dan berhenti memukulinya.

Akibat tindakan tersebut, korban mengalami luka lebam dan memar serta luka cakar di beberapa bagian tubuhnya.

Menurut Iyat, penganiayaan ini sudah yang kedua kali dialaminya. Namun, kali ini cukup parah. Setelah menyampaikan masalah ini dengan keluarga, akhirnya korban dan keluarganya melaporkan penganiayaan itu ke Polres Kotim.

"Selasa malam sudah datang ke Polres Kotim untuk melaporkan masalah ini. Pelaku sempat ditelepon dan datang ke Polres. Dia meminta berdamai, tapi kami menolak dan minta masalah ini diusut tuntas. Kami menuntut keadilan," ucapnya.

Iyat juga menyampaikan sempat ingin memutuskan hubungan asmaranya dengan pelaku, tetapi ia takut karena si pacar mengancam akan menyakiti keluarganya. Setelah peristiwa ini, korban menyampaikan sudah sangat yakin untuk mengakhiri hubungan asmaranya, meski keduanya sudah berencana untuk menikah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.