Sukses

Rewulu, Misteri 30 Tahun yang Hilang

Ada apakah selama 30 tahun di Rewulu setelah hancurnya PG Rewulu dan sebelum berdirinya TBBM Rewulu?

Liputan6.com, Yogyakarta - Terletak di pinggiran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rewulu merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Terdapat sebuah terminal bahan bakar minyak (TBBM) terbesar ketiga di Jawa Tengah milik PT Pertamina.

TBBM ini betugas memasok bahan bakar minyak untuk daerah DIY, Klaten, dan eks Karisidenan Kedu. Bahan bakar khusus Avtur untuk DPPU Adi Sumarmo dan DPPU Adi Sutjipo juga didistribusikan dari TBBM Rewulu.

TBBM ini didirikan pada 1972 dan mulai beroperasi pada 1973. Didirikan di atas lahan seluas 15,6 hektare, sepertiga TBBM ini merupakan hutan lindung. Ada pula warga 11 dusun sekitar yang diberdayakan Pertamina.

Supervisor Health Safety Environtment (HSE) TBBM Rewulu, Tunjung Baskoro Adi menyatakan Pertamina menjadikan TBBM Rewulu sebagai salah satu konservasi lingkungan.

"Di TBBM Rewulu itu, selain ada hutan lindung, juga terdapat berbagai binatang yang dilindungi. Mulai aneka jenis burung, hingga yang berkaki empat seperti kijang," kata Tunjung kepada Novia Sekar Ayuningtyas, grand finalis Citizen Journalist Academy Energi Muda Pertamina Semarang.

Suasana adem di TBBM Rewulu karena fungsi konservasi. (foto : Liputan6.com/Novia SA/edhie prayitno ige)

Menilik sejarahnya, siapa kira bahwa di Rewulu pernah ada pabrik gula (PG). Pada masa kejayaan industri gula di Pulau Jawa pada 1900an, terdapat 17 pabrik gula yang berdiri di wilayah DIY dan sekitarnya. Salah satu dari PG yang pernah berjaya berada di Rewulu.

Seperti ditulis alumni Arkeologi UGM, Lengkong Sanggar, dalam blog pribadinya, pabrik gula di Rewulu merupakan salah satu pabrik dari PG Sewu Galur. Di bawah kepemilikan N.V Cultuur Matschapij der Vorstenlanden yang berpusat di Semarang, PG Rewulu didirikan pada 1889 bersamaan dengan pembangunan Jembatan Srandakan yang melintasi Sungai Progo.

"Pabrik ini berdiri di lahan milik Kadipaten Pakualaman yang saat itu menguasai seluruh wilayah Kulonprogo," kata Lengkong Sanggar dalam jejakkolonial.blogspot.com.

Ketersediaan lahan dan kondisi geografis di sekitar PG Rewulu memungkinkan untuk dijadikan perkebunan tebu. Jejak pabrik pembuat gula di masa lalu itu masih terlihat hingga kini dengan banyaknya tanaman tebu di sekitar Rewulu.Salah satu bangunan rumah pegawai pabrik gula sewugalur yang masih tersisa. (foto:Liputan6.com/jejakkolonial.bogspot.com/edhie prayitno ige)Untuk pendistribusian dari PG Rewulu ke wilayah di DIY, didirikan stasiun kereta api di Rewulu pada 1914. Kini, stasiun tersebut hanya digunakan untuk melayani KA barang bahan bakar Pertamina dan melayani persusulan antarkereta api saja, bukan untuk menaikturunkan penumpang.

"Takdir pabrik gula ini mencapai titik nadirnya tatkala badai krisis ekonomi memporak-porandakan perekonomian dunia pada tahun 1930an. PG Rewulu menyandang gelar almarhum karena dampak dari krisis ekonomi tersebut. Pada 1942, bangunan PG Rewulu diratakan dengan tanah oleh Jepang," demikian Lengkong Sanggar menulisnya.

PG Rewulu mungkin menjadi catatan sejarah terakhir, sebelum di Rewulu berdiri TBBM yang dioperasikan Pertamina. Jika PG Rewulu musnah pada 1942 dan TBBM Rewulu berdiri pada 1972, ada apakah selama 30 tahun di Rewulu setelah hancurnya PG Rewulu dan sebelum berdirinya TBBM Rewulu?

Penulis : Novia Sekar Ayuningtyas, Grand Finalis Citizen Journalist Academy Energi Muda Pertamina Semarang kelas menulis. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.