Sukses

Polda NTB Perketat Penjagaan di Jalur Masuk, Ada Apa?

Polair bersenjata lengkap tampak menjaga perairan yang merupakan salah satu pintu masuk menuju NTB.

Liputan6.com, Bima - Pihak Polda Nusa Tenggara Barat memperketat penjagaan usai aksi penembakan dua orang terduga teroris oleh tim Densus 88 Anti Teror di Gunung Mawu Rite, Bima Senin, 30 Oktober 2017. Penjagaan ketat tersebut dilakukan di setiap pintu masuk NTB seperti bandara dan pelabuhan.

Bahkan, objek wisata Senggigi yang menjadi ikon wisata Lombok juga dijaga ketat oleh personel Polisi Perairan (Polair) bersenjata lengkap.

Pantauan Liputan6.com, di pelabuhan Senggigi yang merupakan pelabuhan kapal cepat menuju pulau Gili Trawangan dan pulau Bali tampak beberapa personel Polair berseragam biru tua dengan persenjataan lengkap dari Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda NTB tengah bersiaga. Beberapa kapal patroli juga terlihat memantau dan menjaga wilayah perairan tersebut.

"Penjagaan ini untuk memberikan rasa aman kepada para pengunjung dan wisatawan, sekaligus mengantisipasi segala sesuatu yang mengganggu keamanan khususnya di wilayah wisata," Dir Pol Air Polda NTB, KBP Edwin Rahmat Adikusumo Melalui AKBP Dewa Wijaya, Kasatrolda Ditpolair Polda NTB, Kamis, 2 November 2017.

Dewa Wijaya menambahkan, selain di perairan Senggigi pihaknya juga rutin berpatroli dengan pola mitigasi cegah tindak pidana di wilayah hukum perairan NTB dengan melibatkan peran aktif masyarakat di pulau terdepan.

Seluruh masyarakat NTB diharapkan dapat memberikan informasi melalui Aplikasi Mata Dewa berbasis IT yang bisa diunggah di play store, untuk mengawasi pergerakan teroris perairan yang ada di pulau Lombok dan juga pulau Sumbawa.

Sebab, kata dia, wilayah laut kerap dijadikan sebagai sarana para terduga teroris untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

"Semua perairan kita jaga, selain berpatroli, beberapa personil Polair juga kami siagakan di setiap pintu masuk khususnya di pelabuhan penyeberangan seperti Lembar, Kayangan, Poto Tano dan juga pelabuhan Sape," Dewa menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

9 Terduga Teroris Bima Diboyong ke Jakarta

Pasca-penembakan dua anggota Polres Bima pada 11 September 2017, polisi mengembangkan kasus tersebut hingga menangkap sembilan terduga teroris. Penangkapan tersebut berlangsung di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Terkait penangkapan sembilan orang ini akan dibawa sore hari ini ke Jakarta, untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (2/11/2017).

Martinus menjelaskan, penangkapan sembilan terduga teroris itu, berkaitan dengan pengejaran 11 terduga teroris yang diduga kelompok Bima anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah.

"Masih ada tujuh orang pelaku yang masih dicari dan masuk dalam DPO (daftar pencarian orang). Keterkaitan dengan MIT di Poso adalah mereka memiliki komunikasi dan mengikuti pelatihan, tapi apakah kesebelas orang ini pernah ke Poso atau tidak, ini perlu pemeriksaan lebih dalam," dia memaparkan.

Berikut daftar nama terduga teroris di Bima, termasuk Amir alias Dance dan Yaman yang sudah tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 Antiteror sebelumnya di Bima.

1. MA (37), Muhammad Amirullah alias Dance

Alamat: Kota Bima (meninggal dunia dalam operasi Gakkum).

Keterlibatan: Eksekutor penembakan Bripka Abdul.

2. RF (27), Rahmad Fadhlidzil Jalal alias Yaman

Alamat: RT 07 RW 02, Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima (meninggal dunia dalam tembak menembak).

Keterlibatan: Membonceng I (Ikbal) pada saat melakukan eksekusi penembakan terhadap Bripka Zaenal.

3. I (28)

Alamat: Kecamatan Mpunda, Kota Bima.

Keterlibatan: Pelaku penembakan terhadap Bripka Zaenal.

4. AH (60)

Alamat: Ambalawi, Kabupaten Bima

Keterlibatan: Memberikan bantuan logistik kepada pelaku yang dalam pelarian, karena terkait dengan penembakan anggota Polres Bima.

5. JA (28)

Alamat: Mpunda, Kota Bima

Keterlibatan: Sebagai koordinator penyedia logistik untuk diberikan kepada para pelaku yang sedang dalam pelarian karena terkait dengan penembakan anggota Polres Bima.

6. Y (29)

Alamat: Mpunda, Kota Bima

Keterlibatan: Ikut dalam pelatihan fisik.

7. AR (30)

Alamat: Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima

Keterlibatan: Ikut dalam pelatihan fisik.

8. RJ (28)

Alamat: Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima

Keterlibatan: Sebagai pengantar logistik.

9. AM

Alamat: Kecamatan Bima, Kota Bima

Keterlibatan: Yang bersangkutan membeli senjata api bersama tersangka I.

10. BA (31)

Alamat: Ambalawi, Kabupaten Bima

Keterlibatan: Mengetahui aksi dan berperan sebagai orang yg memberi motivasi sebelum penembakan bripka Abdul Gafur 11 September 2017. Membantu pendanaan aksi teror Pok Dance dan membantu pelarian para pelaku penembakan Pok Dance.

11. SR

Keterlibatan: Pembuat senjata api asal Kabupaten Dompu.

3 dari 3 halaman

Pemakaman Terduga Teroris di Bima

Martinus mengatakan, dua jenazah terduga teroris yang tewas saat baku tembak dengan tim Densus 88 Antiteror di Bima, NTB, Senin 30 Oktober lalu telah diserahkan kepada pihak keluarga dan keduanya sudah dimakamkan. Keduanya bernama Amir alias Dance dan Yaman.

"Terhadap kedua terduga teroris yg telah meninggal saat kontak senjata, telah dimakamkan kemarin di wilayah Kota Bima," ucap dia.

Martinus mengatakan, proses pemakaman kedua terduga teroris tersebut berjalan lancar dan kondusif.

Dua terduga teroris yang tewas di Ambalawi, Bima, NTB itu diduga anggota Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) di Bima. Keduanya juga diduga masih terkait kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.