Sukses

Perempuan Berkelamin Ganda Sudah Operasi, Bagaimana 4 Sepupunya?

Empat saudara sepupu perempuan berkelamin ganda bernasib serupa. Ada yang sudah berusia 21 tahun, tapi dia masih menolak dioperasi.

Liputan6.com, Tegal - Jika Santi (25) sudah memilih menjadi perempuan, tidak halnya dengan empat saudara sepupunya. Mereka yang berkelamin ganda itu hingga kini belum menjalani operasi.

Keempat sepupu Santi yang juga warga Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal itu adalah kakak beradik Z (14), TAH (6), NI (4), dan SD (21). Sekretaris Desa Sokasari Bumijawa, Ulumudin mengaku, alasan belum dilakukannya operasi pada empat warga lainnya adalah masalah biaya.

Alasan lainnya adalah karena orangtua menghendaki mereka yang berkelamin ganda dioperasi saat menginjak dewasa. Walau demikian, SD yang usianya sudah 21 tahun belum menghendaki operasi. Padahal, sudah ada sukarelawan yang siap membantu operasi serta ditanggung BPJS Kesehatan.

"Ya memang kondisinya seperti itu. Dan juga orangtuanya juga menginginkan Damayanti seperti itu saja, yakni menjadi perempuan. Alasan itulah dia menolak untuk dilakukan operasi," ucap Ulumudin, Kamis, 2 November 2017.

Ia mengatakan empat dari enam anak pasangan Toriqin (45) dan Seni (38) itu diketahui memiliki kelamin ganda sejak kecil. Z, TAH, dan NI diketahui memiliki fisik laki-laki. Namun, alat kelamin laki-laki mereka tak sepenuhnya menyerupai kelamin pada umumnya.

Begitu juga dengan SD yang alat kelaminnya berbeda dengan alat kelamin perempuan sempurna. Mirip Santi, dia juga memiliki suara berat dan kumis seperti layaknya seorang laki-laki.

"Apapun keputusan memang diserahkan kembali ke pihak keluarga. Kami sebagai aparat desa bertugas untuk melakukan pendampingan agar mereka mendapatkan perawatan dan pengobatan dari tim medis," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perempuan Berkelamin Ganda

Sebelumnya, Santi (25), perempuan berkelamin ganda yang melahirkan bayi pertamanya pada Senin, 30 Oktober 2017, masih menjalani masa pemulihan di RSUD dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal. Meski sempat drop, kondisi anak kelima dari tujuh bersaudara itu sudah membaik.

Melalui sang kakak, Nurjanah (46), Santi tidak mengalami kendala berarti selama mengandung bayi laki-lakinya sembilan bulan. Bayi laki-laki itu adalah buah cintanya dengan Tarsono yang menikahinya pada 2015 lalu.

"Selama sembilan bulan mengandung bayinya, setahu saya nggak ada kendala ataupun keluhan kok. Paling cuman ngerasa mual-mual di tiga bulan awal kehamilan dan juga kadang-kadang, mengalami rasa nyeri di bagian perut bawah," kata Nurjanah saat ditemui di ruang perawatan, Kamis, 2 November 2017.

Nurjanah mengungkapkan, selama mengandung, Santi masih menjalani kontrol ke RS Karyadi Semarang untuk menekan hormon testosteronnya. Sebelumnya, Santi menjalani operasi kelamin di rumah sakit tersebut setelah menetapkan pilihan jati diri sebagai perempuan.

Operasi itu dijalani Santi pada 11 Maret 2012. Adiknya itu, lanjut Nurjanah, memang diketahui berkelamin ganda sejak lahir.

"Kondisi adik saya sejak dilahirkan memang ada alat kelamin laki- laki sama perempuan. Keduanya memiliki ukuran sama," ucap Nurjanah.

Ia mengatakan, adik dan kakak kandung Santi tidak ada yang mengalami hal serupa, kecuali empat sepupunya yang tinggal satu desa. Santi memilih menjadi perempuan setelah dirinya mengalami menstruasi pada usia 16 tahun.

3 dari 3 halaman

Operasi Kelamin

Hingga pada 2012, dia memutuskan untuk melakukan operasi. Dia memilih menjadi perempuan.

Pada 2015, Santi kemudian menikah dengan Tarsono. Dia merupakan ayah dari bayi lelakinya yang baru saja lahir.

Meski sudah berhasil melahirkan putra, Santi mengaku masih melakukan kontrol ke Rumah Sakit Karyadi di Semarang. "Ya itu semua dilakukan untuk mendapatkan obat penekan hormon tetosteron," kata dia.

Kasus Santi yang berkelamin ganda dan melahirkan anak terbilang langka. Sebelumnya, banyak kasus kelamin ganda yang mencuat di publik tetapi dengan jenis kelamin dominan adalah pria.

Salah satunya adalah kasus Alterina Hofan yang kemudian menikahi seorang perempuan. Kasus itu menarik perhatian karena Kejati DKI meyakini dia telah memalsukan identitas.

Kasus lainnya adalah yang dialami seorang warga Jombang. Meski sejak kecil diidentifikasi sebagai perempuan, Isa binti Rohmah berjuang menjadi lelaki tulen setelah dirinya mendapati memiliki alat kelamin pria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.