Sukses

Cerita Mbah Cepuk, Perajin Gendang Khas Ponorogo

Kini, gendang khas Ponorogo karya Mbah Cepuk selalu laris diburu pembeli.

Liputan6.com, Ponorogo - Tahun 1968 lalu, Mbah Cepuk risau tak juga mendapatkan pekerjaan. Ia pun kebingungan untuk menafkahi keluarganya. Tak butuh waktu lama, ia langsung memutuskan menjadi perajin kendang atau gendang. Tak disangka sampai saat ini gendang buatannya selalu laris diburu pembeli.

Warga Dusun Sembung, Desa Bungkal, Kecamatan Bungkal ini setiap hari berkutat dengan segala macam bahan untuk membuat gendang. Tangannya lihai memainkan tatah untuk membuat alat musik pukul itu. Dia menggunakan kayu nangka sebagai bahan pembuat gendang karena bisa menghasilkan suara yang bagus dan keras.

"Untuk satu kendang dibanderol mulai harga Rp 1,8 juta hingga Rp 2,5 juta," tutur pria yang kini berusia 75 tahun itu saat ditemui Liputan6.com, Selasa, 31 Oktober 2017.

Bapak tiga orang anak ini menambahkan bahwa gendang buatannya merupakan khas Ponorogo yang berbeda dengan gendang Solo yang banyak ukirannya. Ukuran kendang yang dibuat Mbah Cepuk memiliki keliling 170 cm dan tinggi 90 cm.

"Dalam sebulan saya bisa membuat 10 kendang," ucapnya.

Namun sayang, karena bahan baku kayu nangka sulit didapat, ia harus mendatangkan bahan dari Trenggalek dan Pacitan. Sementara, kulit lembu masih banyak dijumpai di Ponorogo.

"Modal juga butuh banyak kalau (untuk membuat) kendang," katanya.

Menurutnya, pembuatan gendang ini memerlukan konsentrasi tinggi. Pasalnya, gendang harus menyelaraskan suara nyaring dengan nada yang dihasilkan. "Pembuatannya juga lumayan lama, menghaluskan kayu biasanya tiga hari, baru benar-benar selesai itu butuh waktu lima hari," ujarnya.

Saat ini, Mbah Cepuk dibantu oleh salah satu anaknya, Juni Prasetyo. Ia berharap usaha menjaga kelestarian budaya Jawa bisa diturunkan kepada generasi penerus agar tidak punah.

Selain membuat gendang, Mbah Cepuk juga bisa membuat eblek (kuda lumping), dadak merak, bahkan servis reog dan servis kendang. Dalam satu minggu, Mbah Cepuk dibantu anaknya bisa menghasilkan 80 buah eblek. "Untuk satu eblek dijual Rp 50 ribu," dia memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.