Sukses

Duh, Anak TK Ikut-ikutan Demo di Tegal

Puluhan anak Taman Kanak-Kanak menggeruduk Kantor Kepala Desa Margasari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Mau menuntut apa, Dek?

Liputan6.com, Tegal - Kejadian memilukan menimpa puluhan anak TK Pertiwi di Desa Margasari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pada hari Jumat, 27 Oktober 2017 lalu, layaknya para mahasiswa atau pun orang dewasa. Anak-anak yang masih berusia di bawah 7 tahun itu harus turun ke jalan menggelar aksi demo menggeruduk kantor kepala desa setempat.

Dengan suara lantang mereka menolak pembongkaran sekolah yang terkena dampak perluasan Pasar Margasari.

Aksi demo puluhan anak TK ini juga didampingi orangtua dan guru-guru mereka. Seperti demonstrasi orang dewasa, mereka juga membawa poster dari kertas karton berisi tuntutan. Sejumlah anak juga meneriakkan kecaman dan menolak penggusuran.

Seusai berdemo, mereka mendatangi Kantor Desa Margasari yang saat itu, rapat pembangunan pasar tengah berlangsung. Para orangtua dan guru pun menyampaikan keluhan mereka kepada pejabat Dinas Koperasi, UKM dan Pasar Kabupaten Tegal yang hadir.

"Kami khawatir pembangunan pasar ini mengganggu proses belajar mengajar," ucap Kepala Sekolah TK Pertiwi Puji Astuti.

Sebenarnya, kata dia, pemerintah sudah menyediakan tempat sementara untuk belajar para siswa di bangunan milik Kantor PEPABRI. Namun, Puji Astuti menilai tempat itu terlalu kecil dan tidak representatif.

"Tidak ada arena bermainnya juga. Padahal, kalau taman kanak-kanak kan harus ada itu. Lokasinya juga jauh dari rumah siswa," kata Puji.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Pasar Suspriyanti mengakui jika pembangunan perluasan Pasar Margasari terpaksa menggusur bangunan TK Pertiwi.

Menurut dia, penggusuran itu sudah sesuai Detail Engineering Design (DED) yang sudah dibuat sejak 2015. Pada 2016, DED sudah diubah dan tetap harus membongkar bangunan TK yang berada di dekat pasar.

Kendati demikian, pembongkaran itu bukan berarti menghentikan kegiatan belajar mengajar. Pemerintah akan menyediakan tempat sementara di bangunan milik Kantor PEPABRI untuk kegiatan belajar siswa-siswi TK.

"Pelaksanaan pembangunan perluasan pasar akan dilakukan pada 2018. Itu sudah direncanakan sejak 2015. Sesuai DED yang ada," jelasnya.

Adapun bangunan pengganti TK sampai saat ini masih belum jelas. Terkait dengan keluhan para guru dan orang tua soal lokasi di Kantor PEPABRI yang kurang representatif, pihak dinas akan berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk mencari tempat yang lebih layak.

Jika masih ada tanah kosong yang cukup, pihaknya berencana membangunkan sekolah TK yang representatif. "Tentu menggunakan anggaran tahun depan (2018)," dia memungkasi.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.