Sukses

Ibu Melahirkan Jadi Korban Penembakan Kelompok Bersenjata Papua

Tembakan brutal di Timika melukai ibu yang baru melahirkan, juga menyerempet helm sopir ambulans.

Liputan6.com, Mimika - Serina Kobogau dan bayinya harus segera dievakuasi dari Rumah Sakit Banti ke Rumah Sakit Tembagapura, Mimika. Evakusi ini dilakukan lantaran Serina dan bayinya membutuhkan pertolongan lebih intensif pasca-melahirkan.

Namun, bukan kelancaran yang didapat saat evakuasi, tapi justru Serina harus mendapatkan luka tembak pada bagian paha sebelah kanannya. Serina menjadi salah satu korban penembakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata, saat sedang dievakuasi oleh mobil ambulans milik Rumah Sakit Banti bernomor lambung 01.4414 R Armored.

Mobil yang ditumpanginya ditembaki oleh kelompok bersenjata dari sebuah gedung lama di sekitar wilayah Utikini, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyebutkan saat kejadian seluruh penumpang di dalam mobil ambulans melihat belasan orang yang diduga kelompok bersenjata berada di sekitar gedung.

"Kelompok tersebut menembaki mobil ambulans yang sedang membawa ibu dan bayinya, pasca-melahirkan di Rumah Sakit Banti," kata Kamal, Selasa 24 Oktober 2017.

Aksi penembakan secara beruntun terhadap mobil ambulans tersebut terjadi sekitar pukul 14.45 WIT. Tembakan tersebut juga mengenai helm milik Lexi Titalessy, sopir ambulans. Lalu, serpihan kaca mengenai penumpang lainnya yakni mengenai wajah Rendi, bayi milik Serina Kobogau, Anditiya Ocha Ferdiana pegawai medis dan Tomy Dibitau , suami dari Serina Kobogau.

"Ini sudah tidak masuk akal. Kami mengecam tindakan ini yang menembak mobil ambulans yang di dalamnya terdapat seorang pasien yang harus dievakuasi," kata Kamal.

Untuk mengejar pelaku penembakan, kepolisian setempat telah berkoordinasi dengan TNI, untuk bersama-sama melakukan pengejaran. Areal PT Freeport Indonesia, tepatnya di Tembagapura sudah empat hari belakangan ini diteror aksi penembakan yang diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata Sabinus Waker.

Waker diduga memiliki 15-an anak buah dan memegang senjata jenis stayer dan ratusan amunisi yang dirampas dari tangan polisi pada 2015 lalu.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.