Sukses

Malaysia Jadi Negara yang Paling Banyak Membicarakan Raja Ampat

Berdasarkan data yang dihimpun Isentia melalui teknologinya, pembicaraan dari warganet Malaysia mendominasi hingga 53,85 persen.

Liputan6.com, Raja Ampat - Tidak diragukan lagi jika Raja Ampat menjadi destinasi wisata yang difavoritkan wisatawan mancanegara. Banyak turis yang senang mengeksplorasi dunia bawah laut yang berada di Papua itu.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat, merilis jumlah wisatawan asing yang datang ke Raja Ampat. Dari empat benua, sebanyak 70,44 persen berasal dari Asia. Sebanyak 21,38 persen berasal dari Eropa, dan 3,14 persen berasal dari Amerika dan Australia.

Dalam kurun 2011-2015, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada 2015, terdapat 14.190 wisatawan dengan komposisi 2.751 turis domestik dan 11.439 adalah wisatawan mancanegara.

Perusahaan media intelijen berbasis di Australia, Isentia merilis data percakapan warga internet dari empat negara terhadap Raja Ampat. Keempat negara itu adalah Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan Malaysia.

Menurut General Country Manager Isentia Jakarta, Luciana Budiman, Raja Ampat memiliki spot-spot wisata yang cukup banyak untuk dieksplorasi, khususnya bagi pecinta olahraga menyelam dan snorkeling. Keindahan panorama lautnya banyak dicari oleh wisatawan mancanegara.

"Kami memantau pembicaraan dari warga internet keempat negara tersebut yang mewakili masing-masing benua sejak 1 Agustus hingga 16 Oktober. Hasilnya, ternyata netizen Malaysia lebih banyak membicarakan Raja Ampat dibanding tiga negara lainnya," jelasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Isentia melalui teknologinya, pembicaraan dari warganet Malaysia mendominasi hingga 53,85 persen atau 49 buzz diikuti dengan Amerika yang mencapai 38,46 persen (35 pembicaraan).

"Pembicaraan warganet Amerika tentang Raja Ampat berkisar tentang scuba, spot-spot cantik untuk berfoto, dan bahkan ada juga yang memberikan kuis tentang Indonesia yang dihubungkan dengan destinasi wisata ini," tambah Luciana.

Raja Ampat dalam kurun waktu tersebut hanya tertangkap tiga pembicaraan dari warganet Inggris (3.3%). Satu tingkat di atasnya adalah Australia yang menangkap empat pembicaraan atau 4.4 persen dari total buzz.

"Ini fenomena menarik, mengingat Australia adalah negara yang cukup dekat secara geografis dengan Papua, namun ternyata mereka tidak terlalu banyak membicarakan Raja Ampat. Tentu ini bisa menjadi masukan bagi dinas pariwisata setempat dalam merumuskan strategi promosi," imbuhnya.

Sedangkan dari media sosial yang diguanakan, Twitter merupakan media sosial yang paling banyak menjadi sumber pembicaraan tentang Raja Ampat selama periode tersebut. Diikuti dengan halaman resmi Facebook untuk media-media global arus utama.

"Uniknya, sumber lain pembicaraan mengenai Raja Ampat ini juga berasal dari forum online yang tidak ada hubungannya dengan pariwisata, namun tentang produk teknologi yang menyelenggarakan kuis tentang Indonesia dan audiensnya menyebut Raja Ampat. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah merek, termasuk destinasi wisata, bisa diperbincangkan melalui medium apapun tanpa harus berhubungan dengan industrinya," katanya.

Keunikan Raja Ampat juga diakui oleh Sunny Hosea, penyelam berpengalaman pemilik Aquanots Dive. Menurutnya, Raja Ampat merupakan surga bagi para penyelam dan salah satu segitiga karang terbaik di dunia dengan berbagai macam variasi dan spesies ikan koral yang berwarna-warni.

"Di sini, kita bisa menyelam bersama manta, hiu karang, hu karpet dan masih banyak lagi. Selain bawah lautnya, gugusan pulau-pulau kecilnya pun juga menambah keindahan Raja Ampat yang bisa ditemukan di Piyanemo dan Wayag," ungkapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.