Sukses

Jika Harga Gas Masih Mahal, Pertamina Sarankan Beli di Tempat Ini

Liputan6.com, Jakarta Harga gas elpiji bersubsidi di Kota Bengkulu dan sekitarnya masih saja melambung tinggi. Bahkan di beberapa kawasan para pedagang eceran menjual dengan harga yang sangat jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Annisa Zuriani (48) warga di Kelurahan Kebun Tebeng, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu mengaku harus merogoh kocek hingga Rp 40 ribu untuk mendapatkan gas isi ulang tabung 3 kilogram tersebut. Itupun terpaksa dibeli di warung manisan dengan stok yang sangat terbatas. Padahal pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi di pangkalan hanya sebesar Rp 15.300.

"Sudah kami coba cari di tempat lain, semuanya kosong, berapapun harganya terpaksa kami beli," ujar Annisa, Jumat, 20 Oktober 2017.

Area Manager Cmmmunication and Relation PT Pertamina Sumatra Bagian Selatan, M. Roby Hervindo meminta kepada masyarakat supaya tidak membeli gas elpiji bersubsidi di pedagang eceran jika harga yang dijual terlalu mahal.

Sebab untuk harga eceran di pangkalan tidak akan melebihi harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 15.300 per tabung. Jika ada pangkalan yang coba menaikkan harga diluar ketentuan, pihaknya minta dilaporkan dan akan mengambil tindakan tegas.

"Beli di pangkalan saja, lebih terjamin dan harga sesuai ketentuan," ujar Roby.

Pertamina saat ini memasok sebanyak 8.960 tabung gas 3 kilogram bersubsidi untuk wilayah Provinsi Bengkulu. Angka tersebut berdasarkan analisis dan permintaan Pertamina Divisi Regional Bengkulu.

Bahkan selama bulan Oktober 2017 ini, Pertamina sudah menambah pasokan sebanyak 12 ribu tabung untuk mengantisipasi kenaikan permintaan pemakaian rumah tangga.

"Ada 1.220 pangkalan gas resmi yang menyalurkan gas tabung 3 kilo ini khusus untuk Provinsi Bengkulu," lanjut Roby.

Pihaknya juga sudah melakukan razia di pasar-pasar, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bengkulu. Tujuannya untuk menstabilkan harga gas elpiji 3 kg di seluruh Provinsi Bengkulu.

"Masyarakat jangan terpancing isu dan terprovokasi permainan para spekulan," katanya, berpesan.

Saksikan video pilihan di bawah ini!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.