Sukses

Harapan Siswa SD yang Sekolahnya Rata dengan Tanah

Sekolah yang ambruk akibat diguyur hujan sekitar dua jam beserta angin kencang adalah SDN Mandala IV di Kecamatan Rubaru, Sumenep, Jatim.

Liputan6.com, Sumenep - Hujan deras beserta angin kencang yang mengguyur Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, membuat salah satu gedung sekolah dasar (SD) ambruk pada Senin, 16 Oktober 2017. Akibat sekolah ambruk, puluhan siswa terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar di musala milik warga setempat.

Sekolah yang ambruk akibat diguyur hujan sekitar dua jam beserta angin kencang adalah SDN Mandala IV, Desa Mandala, Kecamatan Rubaru. Sekitar pukul 18.00 WIB, tiga ruangan gedung sekolah tersebut diketahui sudah rata dengan tanah.

Alhasil, esok harinya, pihak sekolah berinisiatif meminjam tempat ke warga setempat untuk tetap menjalankan aktivitas kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, para siswa tidak ketinggalan mata pelajaran.

"Ketika kami tiba di sini, gedung sekolah sudah ambruk," ucap salah seorang guru SDN Mandala IV, Edy Suyitno, Selasa, 17 Oktober 2017.

Berdasarkan keterangan warga, gedung sekolah ambruk pada sore hari. Padahal, pagi itu, gedung tersebut masih digunakan para siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar

Edy menjelaskan, gedung sekolah ambruk diduga akibat tembok yang sudah rapuh. Sebab, bangunan yang sudah puluhan tahun tidak pernah diperbaiki itu mengalami retak, sehingga memang sangat mengkhawatirkan. Namun, setiap hari, gedung tersebut tetap ditempati untuk kegiatan belajar mengajar lantaran tidak ada pilihan lain.

"Di samping bangunan yang sudah tua, di sini juga tanahnya juga bergerak, sehingga saat musim kemarau tiba, tanahnya pecah," katanya.

Namun saat musim hujan tiba, tanah langsung bergeser hingga menyebabkan sekolah ambruk. "Beruntung roboh saat tidak ada siswa di sini," ujar Edy.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terpaksa Belajar di Musala

Meskipun tidak lagi memiliki gedung yang bisa ditempati, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan memanfaatkan musala milik warga dekat sekolah tersebut. Bila kegiatan belajar dihentikan, guru-guru khawatir para siswa ketinggalan mata pelajaran. Terlebih, waktu untuk perbaikan sekolah belum bisa dipastikan sampai kapan selesainya.

"Ya, terpaksa satu ruangan musala diisi seluruh siswa dari kelas satu sampai enam. Ini adalah jalan terbaik agar siswa tetap belajar," Edy menjelaskan.

Kondisi musala yang tidak begitu luas membuat siswa merasa kurang nyaman menjalankan aktivitas kegiatan belajar. Betapa tidak, para siswa digabung dalam satu ruangan, sehingga sangat ramai.

Tak mengherankan, bila kemudian banyak siswa tidak konsentrasi terhadap pelajaran. "Ya, kurang nyaman belajar di sini, karena tempatnya sempit, ramai lagi," tutur Jauhari Efendi, siswa kelas V SDN Mandala IV.

Ia pun berharap sekolah yang roboh segera diperbaiki. "Agar bisa belajar dengan nyaman seperti biasanya," kata Jauhari.

Ada 20 siswa yang menempuh pendidikan di sekolah ambruk itu. Rinciannya, kelas 1 (dua siswa), kelas 2 (dua siswa), kelas 3 (lima siswa), kelas 4 (enam siswa), kelas 5 (dua siswa), dan kelas 6 (tiga siswa).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.