Sukses

Curhat Bupati Karangasem Pasca-Status Awas Gunung Agung Berlaku

Bupati Karangasem meminta semua pihak menyelamatkan daerahnya yang kini nyaris tak memiliki penghasilan.

Liputan6.com, Karangasem - ‎Bupati Karangasem, IGA Mas Sumantri, bercerita getir tentang ekonomi wilayah yang dipimpinnya mendadak lumpuh total pasca-status Awas Gunung Agung. Saat ini, kata dia, nyaris tak ada PAD (Pendapatan Asli Daerah) untuk kabupaten di ujung timur Pulau Bali itu.

"Selama ini, Karangasem mengandalkan PAD dari galian C dan juga pariwisata. Sekarang semua terhenti sejak Gunung Agung berstatus Awas. ‎Mau tidak mau kita harus bekerja ekstra dari pandangan kita yang kosong karena tidak ada PAD sedikit pun," kata Mas Sumantri ‎di Posko Utama Siaga Darurat di Pelabuhan Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa (17/10/2017).

Meski telah diyakinkan sedemikian rupa jika hanya beberapa daerah saja yang terdampak seandainya Gunung Agung meletus, Mas Sumantri menyebut wisatawan tetap ketakutan berkunjung ke Karangasem.

"Sudah jelas tamu, walau kita kecilkan persoalan Gunung Agung ini, tapi tetap berdampak pada ekonomi kita," ucap dia.

Dengan habisnya PAD Karangasem, Mas Sumantri berharap kepada semua pihak, baik kabupaten kota se-Bali, pemerintah provinsi maupun pusat untuk bersama-sama menyelamatkan perekonomian Karangasem.

"Dengan tidak ada PAD sedikit pun, tentu kita memohon kepada semua pihak, baik kabupaten kota, provinsi maupun pusat untuk bersama-sama bagaimana menyelamatkan Karangasem ke depan," ucap dia.

Sebab, ia melanjutkan, ‎bencana Gunung Agung sudah berjalan selama hampir satu bulan. Kondisi itu tentu sangat menyulitkan bagi warga Karangasem yang terpaksa mengungsi. Mereka praktis hilang pendapatan. Situasi tersebut bisa saja menimbulkan kejenuhan di benak mereka.

"Tentu kejenuhan itu akan menimbulkan banyak hal. Pertama, mereka akan punya keberanian lebih, mereka akan kembali pulang," katanya. 

Belum lagi, ujar Mas Sumantri, para pengungsi mempunyai tunggakan utang. Hal itu yang membuat pengungsi Gunung Agung nekat kembali ke rumah dan beraktivitas seperti biasanya.

"Kalau mereka sampai dicari debt collector, tentu saja itu menjadi beban," ujarnya.

‎Dari 500 ribu penduduk Karangasem, sebanyak 130 ribu jiwa dari 28 desa mengungsi. Mereka tidak bekerja dan tidak memperoleh pendapatan.‎

Saksikan video pilihan berikut ini!

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.