Sukses

Puspa Langka Mekar Sempurna di Dalam Kampus

Bunga ini juga sering disebut sebagai bunga bangkai seperti bunga Rafflesia Arnoldii yang juga mengeluarkan bau tidak sedap.

Liputan6.com, Jakarta Puspa langka jenis Amorphophallus paeoniifolius atau biasa disebut dengan bunga kibut mekar sempurna di lingkungan kampus Universitas Bengkulu sejak tiga hari terakhir. Keberadaan bunga unik dengan warna ungu mencolok ini tentu saja menyita perhatian para mahasiswa maupun staf pengajar di lingkungan kampus.

Posisi bunga yang mekar sempurna tepat berada di sisi kiri gedung Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Di antara rerimbunan pohon sirsak dan dekat dengan jalanan menuju gedung perkuliahan sehingga siapapun bisa memandang keindahan puspa langka tersebut dari dekat.

Humas Universitas Bengkulu, Purna Herawan mengatakan, bunga yang memiliki habitat asli di tropical rain forest atau hutan hujan tropis itu sengaja dibudi dayakan oleh Fakultas Pertanian untuk bahan praktikum mahasiswa dan kebutuhan penelitian. Selain jenis Amorphophallus paeoniifolius satu jenis lain yaitu Amorphophallus titanum juga dikembangkan di kampus ini.

"Ini merupakan mekar sempurna bunga kibut di dalam kampus ini untuk kedua kali, pertama bukan September lalu juga mekar tidak jauh dari lokasi ini," ujar Purna di Universitas Bengkulu Sabtu, 14 Oktober 2017.

Amorphophallus adalah nama marga tumbuhan dari suku talas-talasan (araceae). Bunga dan tumbuhan vegetatifnya tumbuh secara bergantian.

Saat mekar bunga ini terkadang mengeluarkan bau yang tidak sedap, karena sifatnya yang sering memangsa binatang kecil yang mendekati, makanya bunga ini juga sering disebut sebagai bunga bangkai seperti bunga Rafflesia Arnoldii yang juga mengeluarkan bau tidak sedap.

Amorphophallus berasal dari kata amorphos (bentuk yang rusak dan phallos (kelamin laki laki) karena bentuknya yang menyerupai alat kelamin laki-laki yang rusak itulah bunga yang mengeluarkan getah yang gatal tetapi bisa diolah menjadi bahan makanan ini disebut amorphophallus.

Tumbuhan berupa terna atau herba dengan umbi di bawah tanah ini memiliki dua fase pertumbuhan yaitu vegetatif berbentuk pohon berdaun hijau dan akan berubah bentuk setelah terjadi pembusukan dan mengalami fase generatif yang menwujudkan diri menjadi bunga berkelopak.

Chika Saraswati, salah seorang mahasiswi Universitas Bengkulu menjelaskan, bunga kibut jenis terna ini kebanyakan tumbuh di hutan hujan dataran rendah, huta musim, hutan yang terganggu hingga hutan sekunder dan lahan pertanian.

Mereka sangat jarang ditemukan di hutan kapur, bahkan seringkali didapati mereka tumbuh di lapangan yang terbengkalai. Dari 25 spesies yang tumbuh di Indonesia, 18 di antaranya merupakan tumbuhan endemik.

"Delapan spesies menyebar terbatas di Pulau Sumatra, salah satu jenis puspa langka itu adalah Amorphophallus paeoniifolius ini," kata Chika Saraswati.

Saksikan video pilihan berikut ini!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.