Sukses

Kisah Haru Mantan TKI Penderita Tumor di Purwakarta

Mantan TKI ini merasakan keluhan sakit di perutnya setelah pulang dari Kuwait.

Liputan6.com, Purwakarta - Sawitri Tut Wuri Handayani dan keluarga kini bisa bernapas lega. Penderita tumor berusia 39 Tahun asal Kampung Nagrak RT 03/02, Desa Cicadas, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta ini bisa fokus menjalani operasi pengangkatan tumor dan perawatannya hingga pulih tanpa memikirkan biaya sedikit pun.

Selasa, 3 Oktober 2017, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjenguk penderita tumor yang kondisi perutnya sudah membengkak itu. Dedi datang menggunakan pakaian santai dan topi ke rumah Sawitri.

Sawitri yang tengah duduk di teras rumahnya tampak haru dan menitikkan air mata saat bersalaman dengan orang nomor satu di Purwakarta tersebut. "Terima kasih Pak, sudah menjenguk, saya sampai terbawa mimpi ingin bertemu bapak," singkat Sawitri.

Berdasarkan keterangan Udin (68), ayahanda Sawitri, putrinya divonis dokter menderita tumor perut sejak tiga bulan yang lalu. Namun, gejala penyakit tersebut sudah dirasakan putrinya sejak bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Kuwait.

"Sudah pernah kontrol ke Bayu Asih dan ke Hasan Sadikin. Katanya tumor di perut. Belum bisa mengobati lebih lanjut karena tidak ada biaya," jelas Udin.Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menjenguk penderita tumor. (Liputan6.com/Abramena)Menanggapi keluhan Udin, Dedi  langsung memberikan instruksi kepada aparat desa setempat dan Dinas Kesehatan Purwakarta agar membawa Sawitri ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk menjalani operasi. Biaya pengobatan sekaligus bekal keluarga selama di rumah sakit ditanggung Pemkab Purwakarta.

"Biaya rumah sakit ditanggung oleh Pemkab. Untuk bekal keluarga selama menunggu pasien saya siapkan juga," kata Dedi.

Bekal tersebut diberikan Dedi karena kondisi ekonomi keluarga Sawitri yang tergolong kurang mampu. Dedi sempat menegaskan bahwa masalah orang sakit itu bukan hanya tentang pengobatan, melainkan juga tentang persoalan ekonomi.

"Masalah orang sakit itu bukan hanya soal pengobatan. Tetapi matinya ekonomi keluarga, kalau menunggu pasien di rumah sakit artinya kan tidak bisa bekerja. Makanya, kita bantu dan ini menjadi fokus kita di Purwakarta," Dedi memungkasi.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.