Sukses

Seleksi Karya Ukir Jelang Pesta Budaya Asmat

33 hasil karya ukir para seniman dari Distrik Sawa Erma akhirnya terpilih mewakili wilayah untuk diajukan dalam lomba di Pesta Budaya Asmat

Liputan6.com, Asmat Lapangan papan dari kayu besi di Jalan Pos, Ibu Kota Distrik Sawa-Erma, Minggu 1/10 dipadati warga. Teriknya matahari dan panasnya papan kayu besi yang menjadi alas lapangan serta panggung tidak menyurutkan antusias warga menyaksikan acara seleksi ukiran yang diselenggarakan Panitia Pesta Budaya Asmat, Papua.

Sebanyak 134 seniman dari 3 distrik antara lain Sawa-Erma, Pulau Tiga dan Joerat membawa berbagai ukiran yang sudah dibuat untuk diseleksi panitia. Ketua Tim Seleksi Erick Sarkol menyebutkan, kampung-kampung dari ketiga distrik di Kabupaten Agats, Asmat, Papua ini memiliki karakter, motif dan pola ukiran yang berbeda masing-masing.

"Kampung-kampung di Distrik Sawa-Erma unggul dengan jenis ukiran panel dari akar kayu besi dengan kompleksitas pola dan motif yang diciptakan dari berbagai unsur kosmos Asmat,"ujar Erick.

Lain lagi dengan Rumpun Joerat- lanjut Erick. "Para seniman Asmat ini lebih banyak mengekspresikan objek material ritual adat dalam seni pahatnya seperti perahu roh (wuramon-Asmat),"terang Kurator Museum Kebudayaan dan Kemajuan Asmat.

Setelah 4 jam menyeleksi, akhirnya panitia menetapkan 33 ukiran terbaik mewakili wilayah Sawa-Erma dalam Pesta Budaya Asmat yang akan dilaksanakan di Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat pada 19 hingga 24 Oktober 2017.

Panitia festival tahunan yang pada 2017 memasuki tahun ke-32 ini menargetkan 200 ukiran dari 6 kategori ditambah 60 kerajinan tangan mama-mama (ibu-ibu) Asmat akan dipamerkan, dilombakan dan dilelang kepada para pengunjung saat pesta akbar budaya Asmat.

Di hadapan peserta dan warga distrik, Erick Sarkol berharap bahwa para seniman yang telah mendapat kartu dan menjadi nominator menuju puncak festival nanti memberi motivasi kepada seniman lain untuk terus mengukir.

"Panitia berharap para Wowipits (seniman) saling mendukung dan memberi semangat untuk terus mengukir sebagai seniman sejati dari daerah lumpur Asmat yang mempesonakan dunia karena seni pahat yang kaya folosofi dan religi ini,"ujar pria yang telah terlibat di Pesta Budaya Asmat sejak 1981 saat pagelaran budaya ini mulai dilaksanakan. (John Ohoiwirin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.