Sukses

Kisah di Balik Pria Pekalongan Biayai 65 Gurunya ke Luar Negeri

Ajakan Fredy Chandra untuk memberangkatkan guru-gurunya ke luar negeri sempat disangka candaan pada siang bolong.

Liputan6.com, Pekalongan - Warga Kota Pekalongan, Jawa Tengah, dalam sepekan terakhir dihebohkan dengan aksi "gila" seorang pria bernama Fredy Chandra. Ia merupakan alumnus SD Sampangan, SMP Negeri 1 Pekalongan, dan SMA Negeri 1 Pekalongan.

Aksi gila yang dilakukan Fredy, yaitu pada lima hari lalu, dirinya telah memberangkatkan 65 guru-gurunya beserta pegawai tata usaha di tempatnya bersekolah dulu, sejak jenjang SD hingga SMA, untuk berwisata ke luar negeri secara gratis.

Kepala Sekolah SMAN 1 Pekalongan Sulikin membeberkan awal keberangkatan puluhan guru ini atas inisiatif Fredy tersebut. 

Menurut dia, awalnya, sekitar pertengahan bulan Juli 2017 lalu, Fredy Chandra datang ke SMA Negeri 1 Pekalongan. Di sana, dirinya ingin bertemu dengan guru-gurunya saat masih bersekolah di tempat itu.

"Siang itu saya kedatangan tamu alumni SMA N 1 Pekalongan tahun 1993. Dengan penampilan yang sederhana dan penuh senyum dia menyapa saya sambil berjabat tangan. 'Siang Pak, perkenalkan saya Fredy alumni tahun 1993" begitu dia memperkenalkan dirinya," ucap Sulikin, Rabu, 27 September 2017.

Beberapa saat kemudian, Sulikin dan Fredy terlibat perbincangan santai hingga tak terasa sekitar satu jam lamanya.

"Sambil saya persilakan duduk, kami terlibat perbincangan yang cukup hangat dan penuh canda tawa. "SMANSA (SMA N 1 ) sekarang sudah makin maju ya, Pak," kata dia menirukan ucapan Fredy saat itu.

Menurut Fredy yang disampaikan kepada Sulikin, lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Pekalongan sudah banyak perubahan. Selain itu, dari sisi bangunan sudah semakin megah dan prestasinya juga makin hebat.

"Perbincangan kami saat itu makin akrab dan Fredi terus menerus memuji almamaternya. Semua telah berubah, hanya satu yang tidak berubah, kewibawaan SMA N 1 Pekalongan. Setiap alumni yang masuk ke SMA N 1, pasti akan merasakan aura wibawa penuh kenangan," kata Sulikin menirukan ucapan kesan Fredy saat kembali ke sekolahnya di masa SMA dulu.

Kepala Sekolah SMA N 1 Pekalongan Sulikin dan dokumentasi saat 65 guru dan karyawan berwisata di Singapura selama lima hari empat malam (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Kemudian, akhirnya Fredy mengungkapkan maksud dan tujuannya datang ke tempat mantan sekolahnya tersebut.

"Saat itu, dia (Fredy) ingin mengajak jalan-jalan bapak, ibu guru, karyawan yang dulu mengajarnya. Fredy juga ingin mengajak jalan-jalan ke luar negeri semua guru yang dulu mengajarnya," kata Sulikin.

Mendengar ucapan dari mantan muridnya itu, semula dirinya tak percaya dan menganggap pernyataan Fredy di siang bolong saat itu hanya candaan.

"Anak ini nglindur kali, enggak ada angin, enggak ada hujan, tiba tiba menawarkan angin surga," canda Sulikin.

Ternyata, niat Fredy mengajak berwisata jalan-jalan ke luar negeri itu serius karena ingin mengenang masa lalu saat sekolah dulu.

"Rasanya saya percaya tidak percaya dengan apa yang diinginkannya. Karena untuk mengajak jalan-jalan ke luar negeri pasti butuh biaya yang sangat banyak. Dia (Fredy) cerita lagi bahwa keinginannya ini sudah timbul sejak dia masih sekolah," ungkap Sulikin.

"Suatu saat kalau saya berhasil saya ingin mengajak bapak, ibu guru saya pergi jalan-jalan ke luar negeri. Semangat itu yang menjadikan dia sekarang menjadi pengusaha kabel FO bawah laut yang cukup berhasil," ujar dia.

Akhirnya, rencana itu pun terealisasi. Pada 20 September 2017, sebanyak 65 guru berangkat ke Malaysia dan Singapura. 

"Tiga bulan berlalu, pada 20 September 2017, kami bersama dengan 65 guru berangkat ke Kualalumpur Genting Singapura selama lima hari. Semua gratis dengan fasilitas kelas satu," ucap Sulikin.

Bahkan, sehari jelang keberangkatanya ke luar negeri, Fredy secara langsung membagikan tiket pesawat terbang dan paspor kepada 65 guru dan karyawan di sekolah semasa Fredy mengenyam bangku pendidikan.

"Ya mungkin 100 tahun yang akan datang, kami tidak menemukan lagi mantan murid gila seperti Fredy. Semoga sukses Fred, doa kami selalu bersamamu," Sulikin memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

65 Guru Dibiayai Mantan Siswanya ke Dua Negara selama 5 Hari 4 Malam

Fredy Chandra, alumnus SMAN 1 Pekalongan tahun 1993, mengajak berwisata sebanyak 65 guru dan karyawan ke Singapura dan Malaysia. Awalnya Fredy bahkan menawarkan akan mengajak berwisata keliling Eropa secara gratis.

Namun, dengan berbagai pertimbangan karena lokasi terlalu jauh dan kondisi beberapa guru, maka dua negeri jiran itu yang jadi pilihan.

"Memang awalnya Fredy ngajak jalan-jalan wisata keliling Eropa. Tapi, setelah berbicara lebih jauh dengan berbagai pertimbangan, karena kondisi fisik dan usia guru dan karyawan Fredy, akhirnya dipilihlah Malaysia dan Singapura sebagai tujuan wisata," ucap Kepala Sekolah SMAN 1 Pekalongan, Sulikin, Rabu (27/9/2017).

Para guru dan karyawan yang diajak berwisata ke luar negeri baru tiba di Pekalongan, Senin kemarin. Selama lima hari empat malam mereka diajak berkeliling di beberapa tempat wisata yang berada di Singapura dan Malaysia.

"Yang ikut ini kebanyakan guru dan karyawan yang sudah pensiun. Jadi tidak mengganggu jam pelajaran di sekolah," kata Sulikin.

Freddy menanggung seluruh biaya akomodasi dan perjalanan kelas satu selama di Malaysia dan Singapura.

"Tempat menginap di hotel, pesawat, dan tempat makan selama di sana semuanya kelas satu. Ya mewah banget-lah, Mas, bagi kami para guru. Apalagi, paspor juga dibuatkan juga gratis. Kami juga diberikan uang saku dalam mata uang dolar dan ringgit," ujarnya.

"Ini benar-benar seperti mimpi saja bisa bareng-bareng wisata sama guru-guru di sini ke luar negeri."

3 dari 3 halaman

Siapkan Kursi Roda dan Perawat

Tak hanya itu, karena ada beberapa guru yang sudah berusia lanjut dan tak mampu berjalan normal, Fredy menyiapkan empat kursi roda khusus untuk mengantar guru itu selama berwisata di sana.

"Benar-benar menyenangkan, guru yang kesulitan berjalan juga ada kursi rodanya. Saat di pesawat pun ada seorang perawat yang mendampinginya," ujarnya.

Sulikin juga mengapresiasi Fredy yang memberikan pelayanan kelas satu kepada para guru dan karyawan selama berwisata di Malaysia dan Singapura.

"Dia (Fredy) juga ikutsertakan tim medis khusus untuk mendampingi kami selama berwisata," katanya.

Ia menerangkan, sebelum berangkat para guru dan karyawan telah menjalani tes kesehatan terlebih dahulu. Hal itu dilakukan untuk memastikan agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan selama perjalanan berwisata.

"Kami sebelum berangkat memang menjalani pemeriksaan medis dulu. Keluhan penyakit ataupun riwayat penyakit agar didata untuk disampaikan kepada tim medis," jelasnya.

Para guru dan karyawan sebelum berangkat dan selama perjalanan wisata juga diberikan vitamin setiap hari untuk menjaga kestabilan tubuh mereka.

"Jadi perjalanan wisata ke Malaysia dan Singapura, kemarin itu benar-benar sempurna. Semua fasilitas seperti raja kami dapatkan," kata dia.

Adapun jumlah guru yang ikut dari SMAN 1 Pekalongan sebanyak 30 orang, 12 guru, dan satu staf tata usaha. Kemudian sisanya adalah pensiunan guru yang rata-rata sudah berumur 80 tahun ke atas.

Selama di Malaysia, mereka berjalan-jalan ke Istana Negara, Menara Petronas, Genting, dan Johor. Kemudian menyeberang ke Singapura, mengunjungi beberapa destinasi di sana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.