Sukses

Berpulangnya Mbah Lendjar, Sang Dalang Wayang Kancil

Ledjar Subroto atau Mbah Lendjar, dalang yang mempopulerkan wayang kancil, kini telah tiada.

Liputan6.com, Yogyakarta - Tidak banyak yang tahu jika seniman yang memopulerkan kisah kancil dalam wayang adalah Ledjar Subroto. Sepak terjangnya di dunia perwayangan telah mendunia. Seniman itu telah berpulang dalam usia 79 tahun pada Sabtu, 23 September 2017, siang. Mbah Ledjar, biasa dia dipanggil, lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, 20 Mei 1938.

Dalang wayang kancil ini sarat dengan penghargaan, yaitu dari Gatra (1995), Penghargaan Seni Pemda DIY (1997), Tokoh terpilih Bidang Seni dan Budaya Kota Yogyakarta (2008), Lifetime Achievement Award Biennale Jogja X 2009, dan beberapa penghargaan lain, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Sulastri, putri kedua Ledjar Subroto, mengatakan ayahnya tidak mengidap penyakit sebelum meninggal. Namun, diakuinya, sepekan terakhir ini ayahnya sudah tidak fit lagi, terutama untuk beraktivitas di luar rumah.

"Biasanya karena sudah jarang ndalang ya hanya duduk dan tiduran di rumah. Kalau jam makan ya kami ingatkan. Kalau main itu terakhir Bapak main di Kulon Progo tiga bulan lalu, pas itu bersama Didik Nini Thowok," ujar Sulastri ditemui di rumah duka di Jalan Mataram Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Sabtu malam, 23 September 2017.

Mbah Ledjar akrab dengan dunia wayang sejak masih kecil. Ia ikut pentas seniman wayang di daerah Jawa Tengah. Setelah pindah ke Yogyakarta, dirinya membuat berbagai wayang, seperti wayang kontemporer (2002 dan 2004), Wayang Sultan Agung (1987), dan wayang kancil.

Supriantoro (58), menantu Mbah Ledjar, mengatakan di dalam wayang kancil, Mbah Ledjar seolah menjadi tokoh ikonik. Mbah Ledjar juga mementaskannya di berbagai tempat hingga menjelang akhir hayatnya. Bahkan, mertuanya itu pernah pentas di Negeri Kincir Angin, Belanda. Pentas di Belanda merupakan agenda tahunan pameran wayang kancil.

"Memang darah seninya, Bapak seniman. Sudah tercurahkan sebagai seniman. Dari wayang orang. Lalu pindah Yogyakarta, mandiri menjadi perajin wayang," ujar dia.

Supri menambahkan, walaupun terkenal dengan wayang kancil, Mbah Lendjar tidak begitu banyak pentas bersama wayang kancilnya. Hanya pada awal Januari 2017, Mbah Ledjar tampil menghibur publik di kawasan wisata Hutan Pinus Imogiri, Bantul.

"Banyak penghargaan Bapak. Dari dalam maupun luar negeri. Bapak juga dapat penghargaan dari Presiden Suharto waktu itu," katanya.

Mbah Ledjar meninggalkan tiga orang anak, empat cucu, dan seorang cicit. Jenazahnya dimakamkan di Makam Seniman di Imogiri, Bantul, pada Minggu, 24 September 2017. Selamat jalan, dalang wayang kancil...

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.