Sukses

Minum Obat PCC, Puluhan Pelajar Kendari Dirawat di RSJ

Puluhan pelajar Kendari itu mendadak mengamuk, berontak dan tidak karuan setelah meminum obat yang didapat dari orang tak dikenal.

Liputan6.com, Kendari - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Murniati, menyebutkan korban penyalahgunaan obat PCC dalam satu hari bertambah menjadi 50 orang.

"Kemarin pagi dalam pendataan kami hanya sekitar 30 orang, malam ini sudah berambah menjadi 50 orang," kata Murniati, di Kendari, Kamis (14/9/2017), dilansir Antara.

Ia bersama unsur terkait terus mendata di beberapa rumah sakit ketika ada pasien yang masuk dengan gejala kelainan yang sama.

"Para korban ini mengalami gejala kelainan seperti orang tidak waras, mengamuk, berontak, ngomong tidak karuan setelah mengonsumsi obat yang mengandung zat berbahaya itu, sehingga sebagian harus diikat," katanya.


Menurut Murniati, beberapa korban yang sudah ditangani dan dikembalikan ke rumahnya itu mengaku bahwa mereka mendapatkan obat itu dari seseorang yang tidak dikenal.

"Obat itu ada yang dalam bentuk cair dan juga dalam bentuk tablet. Yang cair dicampur ke dalam minuman. Sampai saat ini, kami belum bisa pastikan jenis obat apa yang dikonsumsi para korban itu," katanya.

Ia mengatakan sebagian besar dari korban itu adalah anak usia sekolah atau remaja mulai pelajar SD, SMP dan SMA, ibu rumah tangga, dan pegawai.

"Bahkan, satu orang korban yang masih kelas VI SD meninggal karena mengonsumsi jenis obat tersebut, setelah sebelumnya mendapat perawatan di rumah sakit," katanya.

Murniati menganggap kondisi itu merupakan kejadian luar biasa karena hanya dua hari, ada 50 korban pengaruh obat PCC dengan gejala yang sama dan berasal dari beberapa titik di Kota Kendari.

"Kami masih terus melakukan pemantauan di sejumlah rumah sakit, terutama di Rumah Sakit Jiwa Kendari, karema tidak menutup kemungkinan masih akan terus bertambah orang yang datang membawa keluarganya karena mengalami gelaja yang aneh," katanya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.