Sukses

Pemangsa Puluhan Kambing di Gunungkidul Gerombolan Anjing Liar?

Dalam beberapa hari terakhir, puluhan kambing di Gunungkidul, DIY, ditemukan mati dengan luka di leher dan kehabisan darah.

Liputan6.com, Gunungkidul - Misteri kematian puluhan kambing milik warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus diusut. Dalam beberapa hari terakhir, kambing-kambing itu ditemukan mati dengan luka di leher dan kehabisan darah yang diduga akibat serangan hewan buas.

Wilayah Gunungkidul sering terjadi serangan terhadap hewan ternak yang diduga dilakukan oleh anjing liar. Sebelumnya, delapan ekor kambing diserang hewan liar di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul.

Hendro Pratopo, salah satu warga Dusun Tepus 3, Desa/Kecamatan Tepus, Gunungkidul, mengatakan bahwa serangan hewan ternak itu sering terjadi di wilayahnya. Seperti serangan hewan liar yang diduga anjing itu di wilayahnya pada empat hari lalu. Tiga kambing milik warga jadi korban serangan hewan liar itu.

"Terakhir, ya hari Kamis atau Jumat lalu. Ada tiga ekor kambing, tahu-tahu sudah mati," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 12 September 2017.

Topo menegaskan, kejadian serangan hewan ternak ini sudah sering terjadi, namun tak pernah diberitakan dan dilaporkan. Kebanyakan kambing yang menjadi incaran serangan hewan liar itu.

"Ada yang dikoyak-koyak. Ada yang tinggal tulang-tulang aja," ujarnya.

Warga di kampungnya sudah mengantisipasi serangan itu dengan membuat penghalang di kandang. Mulai dari pagar kayu besar dengan potensi serangan minimal. Warga juga membuat halangan dengan jaring jala. Namun, tetap saja serangan itu terjadi.

Menurut Hendro, pagar kayu yang dikasih jaring jala itu sepintas tidak kelihatan ada kerusakan. Bahkan, lubang untuk jalan masuk itu tidak keliatan.

"Kalau dari dalam kandang kayak digaruk-garuk. Sebesar kepala anjing, padahal lubangnya kecil," ia menambahkan.

Ia pun tidak mengetahui pasti apakah hewan yang menyebabkan ternak di Dusun Tepus 3 itu anjing liar. Yang jelas, warga pernah memergoki hewan itu mirip anjing. Hewan itu terkadang bergerombol, tapi kadang juga terlihat sendiri.

"Pernah ada yang lihat itu anjing pernah ditembak juga. Anjing liar, kepala kecil badannya biasa agak beda dengan anjing kampung," katanya.

Banyaknya serangan terhadap kambing itu karena lokasi kandang yang jauh dari permukiman. Alhasil, hewan liar itu masih bisa menyerang dengan bebas. "Ronda di kampung yang punya hewan di ladang sampai menginap di sana. Kalau ada orang enggak ada kejadian, mungkin bau keringat manusia," Hendro memungkasi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemkab Gunungkidul Terjunkan Tim

Matinya puluhan hewan ternak di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul bergerak cepat. Salah satunya dengan menurunkan tim untuk meneliti kasus serangan hewan liar di Desa Purwodadi, Tepus. Pasalnya, hingga saat ini, belum dipastikan hewan yang menyerang hewan ternak itu.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan bahwa Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta ikut dalam pemantauan di lokasi serangan hewan misterius. Terutama di tiga dusun, yakni Danggolo, Sureng II, dan Duwet, Desa Purwodadi, Tepus, Gunungkidul.

"Dari laporan yang masuk, serangan hewan misterius ada di tiga dusun, dengan total yang mati ada 38 ekor," kata Bambang di Desa Purwodadi Senin, 11 September 2017.

Bambang mengaku, hingga saat ini, pihaknya belum bisa mengetahui apakah hewan yang menyerang tersebut adalah anjing atau hewan lain. Namun, pihak BBVet sudah mengambil sampel darah hewan yang diserang.

"Yang menyerang (kambing) kami belum mengetahui persis apakah anjing atau hewan apa," tutur Bambang.

Adapun Teknisi Laboratorium Verorologi, BBVet Yogyakarta, Desi Puspitasari, mengatakan, sampel darah yang diambil dari kambing yang selamat dari serangan maut itu. Sementara, sampel darah hewan yang telah mati tidak diambil.

"Kami hanya bisa mengambil sampel darah untuk menganlisa rabies, untuk yang mati kami tidak bisa karena sudah dikubur," tutur Desi.

Menurut dia, penyebab kematian beberapa kambing di Gunungkidul tersebut karena sejumlah gigitan di tubuh, sehingga mengakibatkan luka yang cukup parah.

"Bukan karena rabies untuk kematian kambing-kambing itu," Desi menegaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.