Sukses

Dedi Mulyadi Tetapkan Kamis sebagai Hari Welas Asih, Seperti Apa?

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi menetapkan Kamis, sebagai Hari Welas Asih. Konsep ini diterapkan guna membangun rasa empati kepada sesama.

Liputan6.com, Purwakarta - Pelajar tingkat SMP se-Purwakarta secara serentak membawa satu gelas berisi beras. Beras yang dibawa pelajar langsung dikumpulkan oleh masing-masing pihak sekolah untuk dibagikan kepada keluarga kurang mampu di sekitar sekolah.

Pengumpulan beras menjadi wujud pendidikan aplikatif Hari Welas Asih yang ditetapkan oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi.

"Kita tetapkan Hari Kamis sebagai Hari Welas Asih atau kasih sayang. Hari di mana masyarakat, pegawai, terutama pelajar, membawa satu gelas beras dikumpulkan dan diberikan kepada warga kurang mampu," ungkap Dedi ketika meninjau pengumpulan beras di SMPN 5 Purwakarta, Kamis 7 September 2017. 

Dedi menilai, sikap individalistis dan apatis terhadap lingkungan sekitar mulai terlihat, khususnya di kalangan pelajar. Maka Hari Welas Asih menjadi penting diterapkan di Purwakarta.

"Membangun empati sesama terutama di kalangan pelajar terlebih untuk menekan sikap individualistis atau apatis pelajar terhadap lingkungannya," tambahnya.

Pengumpulan beras di Hari Welas Asih menurut Dedi merupakan progran jangka panjang dan akan terus berkesinambungan. Imbauan tersebut bukan hanya berlaku untuk kewenangan Pemkab Purwakarta, namun juga Sekolah Menengah Atas yang menjadi kewenangan Propinsi.

"Kasih sayang tidak berdasarkan tingkatan ataupun kewenangan, karena kasih sayang mampu menembus ruang dan batas," tuturnya.

Pantauan Liputan6.com, di SMPN 5 sendiri para pelajar berhasil mengumpulkan hampir satu kwintal beras. Beras itu langsung dibagi perkelompok dan dibagikan kepada keluarga kurang mampu yang ada di sekitar sekolah.

Rangga (14) pelajar kelas IX A SMPN 5 Purwakarta menuturkan, Hari Welas Asih sangat bermanfaat terlebih bisa membantu kepada yang membutuhkan.

"Bagus saling membantu satu sama lain, tadi dikumpulkan satu orang satu gelas terkumpul lebih dari satu karung," ujarnya.

Sedangkan Mak Satinah (73) merasa bersyukur dan terbantu terlebih para pelajar yang membagikan langsung. "Alhamdullilah emak senang bisa mendapatkan beras selama ini selalu makan rastra kali ini bisa makan beras enak," singkatnya.

Aksi nyata ini, langsung dirasakan oleh pelajar maupun warga sekitar. Seorang pelajar yatim bernama Saifullah (14)  termasuk ke dalam kelompok pelajar yang menerima ‘beras welas asih’ ini.

Senyum remaja yang sehari-hari menggembala kambing milik tetangganya itu, mengembang setelah menerima bantuan berupa tiga ekor domba betina dan satu ekor domba jantan dari Bupati Purwakarta.

"Alhamdulillah dapat bantuan banyak hari ini. Saya jadi tambah semangat belajar,” katanya.

Mak Karsih (65), janda tua yang tinggal di belakang SMPN 5 Purwakarta juga mendapatkan bantuan beras yang diserahkan oleh pelajar di sekolah tersebut dengan diantar oleh salah seorang guru. Ia merasa terbantu dengan bantuan itu karena sehari-hari harus berjuang sendirian untuk mencukupi kebutuhan hidup.

"Balageur budak sekolah teh, alhamdulillah mak dipasihan beas, (baik-baik anak sekolah ini, alhamdulillah mak dikasih beras-red)," pungkasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini!

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.