Sukses

Ancaman Baru Akibat Konflik Pilkada Berkepanjangan di Intan Jaya

Tiga kantor pemerintahan pun menjadi sasaran warga. Warga marah dan membakar Kantor Dinas Kesehatan, Kantor Keuangan.

Liputan6.com, Jayapura - Masyarakat Kabupaten Intan Jaya, kini terancam kelaparan akibat konflik yang terus terjadi di kabupaten yang masuk dalam wilayah Pegunungan Tengah, Papua, tersebut.

Hampir dua pekan lamanya, masyarakat dihantui konflik antara kelompok pendukung kandidat bupati dan wakil bupati setempat.

Tiga kantor pemerintahan pun menjadi sasaran warga. Warga marah dan membakar Kantor Dinas Kesehatan, Kantor Keuangan dan Kantor Kesbangpol.

Aktivitas pemerintahan lumpuh dan masyarakat setempat saling curiga antara satu dengan yang lainnya.

Tokoh pemuda Intan Jaya, Maximus Tipagau menuturkan, akibat konflik yang berkepanjangan ini masyarakat terancam kelaparan dan aktivitas pelayanan pemerintah untuk masyarakat lumpuh.

"Pemerintah tidak ada di tempat dan masyarakat tak menerima bupati terpilih yang telah dimenangkan oleh Mahkamah Konstitusi. Ini semua kembali kepada pemerintah, mau atur daerah ini seperti apa," kata Maximus, Rabu, 6 September 2017.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Puluhan Warga Tewas

Lebih dari puluhan warga tewas akibat konflik pilkada di Intan Jaya, Papua, namun tak ada respons yang baik dari pemerintah.

"Paling tidak, pemerintah melihat hal tersebut. Masyarakat ini tak berdosa dan menjadi korban," kata Maximus.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal menyebutkan, perlu adanya peran pemerintah dalam menyelesaikan masalah di Intan Jaya.

Sampai saat ini, 300 personel TNI/Polri telah menjaga Sugapa, Ibu Kota Kabupaten Intan Jaya. Personel tambahan dari Brimob Timika dan Nabire juga telah digeser ke lokasi tersebut.

"Kami terus bernegosiasi dengan sejumlah tokoh untuk penyelesaian masalah di Intan Jaya. Artinya, jika masalah ini selesai, masyarakat dapat menjalankan aktivitasnya dengan normal," kata Kamal.

Apalagi, sejak proses pilkada Intan Jaya yang dilakukan pada pilkada serentak 2017, masyarakat tak melakukan aktivitas ke kebun atau mencari bahan makanan lainnya di hutan.

"Masyarakat hampir seluruhnya mengikuti proses pilkada. Baik itu kampanye atau melakukan pertemuan lainnya dengan pasangan kandidat bupati," ujar Kamal.

Dengan persediaan makanan yang minim, ada kemungkinan masyarakat Intan Jaya akan kelaparan, jika tidak ada respons cepat dari pemerintah daerah.

"Masyarakat membutuhkan bantuan makanan dan juga kehadiran pemerintah di sana," kata Kamal.

Konflik Intan Jaya dipicu kemenangan Natalis Tabuni-Yann Robert Kobogoyauw di Mahkamah Konstitusi. Pasangan ini menang 36.883 suara mengalahkan pasangan nomor urut 2, Yulius Yapugau-Yunus Kalabetme yang memperoleh 33.958 suara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.