Sukses

Kisah 2 Wali Kota Tegal Terjerembab di Lubang yang Sama

Cerita dua Wali Kota Tegal yang terjerembab di lubang sama diibaratkan seperti peribahasa keledai.

Liputan6.com, Tegal - Penetapan tersangka Wali Kota Tegal, Jawa Tengah, Siti Masitha Soeparno, menyusul operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa, 29 Agustus 2017, menjadi berita yang tidak diharapkan oleh masyarakat Tegal di perantauan.

Dugaan sementara, ditangkapnya orang nomor satu di Kota Tegal itu terkait suap pembangunan ruang ICU Rumah Sakit Kardinah dan proyek-proyek lainnya di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal.

Ketua Ikatan Masyarakat Tegal Brebes (IMTB) Achmad Tarkalil menyatakan keprihatinan yang mendalam terkait kasus korupsi yang menjerat orang nomor 1 di Kota Tegal itu. Ia merasa berita tersebut mengubah sejarah Kota Tegal menjadi lebih kelam.

Bagaimana tidak, kasus yang menjerat Siti Masitha Soeparno merupakan kasus kedua seorang wali kota di berurusan dengan KPK. Wali Kota Tegal sebelumnya, Ikmal Jaya juga mengalami hal serupa. Ia divonis bersalah atas dugaan kasus korupsi tukar guling lahan milik Pemkot Tegal pada 2013.

"Wali Kota sebelumnya terjerat kasus korupsi. Kini hal serupa harus dialami oleh penggantinya. Tentu ini pukulan berat bagi masyarakat Tegal, juga yang di perantauan," ucap Achmad, Senin, 4 September 2017.

Menurut dia, kasus seperti ini akan berdampak pada psikologis bagi komunitasnya. "Ketika sebagai wadah berkumpulnya masyarakat Tegal di rantau sedang berjuang dan mengadvokasi keberadaan pedagang warteg di Jakarta, justru kami malah disodori pemberitaan korupsi yang bertubi-tubi," kata dia.

Hal senada disampaikan Arief Rizqie, Wakil Ketua Pengurus Nasional Majelis Sinergi Kalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (Masika ICMI) yang juga Ketua Dewan Penasihat IMTB itu. Ia menyebut pemberitaan negatif itu mengganggu upaya anak-anak Tegal di perantauan saat membangun citra positif.

"Ini kali kedua, maka kalau dalam peribahasa sudah layak kita dipersamakan dengan keledai," kata Arief.

Ia mengajak masyarakat Kota Tegal bermuhasabah. Apalagi, Tegal sebentar lagi akan menghelat pilkada pada 2018. Agar Tegal bisa benar-benar bersih, ia meminta warga menolak untuk disuap.

"Apakah kita akan memilih pemimpin dengan watak dan agenda koruptif, sehingga kita akan menyaksikan bersama pemberitaan ini dengan tokoh dan yang waktu yang berbeda atau kita akan menyatakan cukup atas kealpaan kita dalam memilih pemimpin," ujarnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.