Sukses

Gara-Gara Hinaan Guru, Siswa SMP Nekat Tenggak Racun Rumput

FK nekat menenggak cairan racun rumput karena merasa malu dihina oleh gurunya berinisial BB selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.

Liputan6.com, Kupang - Kasus bullying atau perisakan nyaris membuat nyawa seorang siswa SMP Negeri 2 Satu Atap Waiwaru, Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Siswa berinisial (FK) itu dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan percobaan bunuh diri dengan minum racun.

FK nekat menenggak cairan racun rumput karena merasa malu dihina oleh gurunya berinisial BB selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.

"Sudah dua kali dia menghina saya. Pertama waktu saya bawa handphone ke sekolah. Kejadian ini dilakukan juga di depan kelas, di hadapan teman-teman," ucap FK kepada Liputan6.com, Sabtu, 2 September 2017.

Puncaknya pada 31 Agustus 2017, guru Bahasa Indonesia tersebut kembali merisak atau menghina. Sasarannya tetap pada FK. Sang guru mengeluarkan kalimat hinaan yang  membuat siswa kelas III SMP Satap Waiwaru tersebut merasa malu.

"Dia bilang saya punya rumah seperti kandang babi. Lalu, saya keturunan atau anak dari orangtua tidak jelas," tutur korban.

Tak hanya itu, sang guru juga menghina makanan yang dikonsumsi muridnya tersebut. "Makanan saya seperti makanan babi. Dia hina saya di depan murid lainnya dalam kelas. Selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung," FK membeberkan.

Bahkan, saat pelajaran Bahasa Indonesia, guru itu bukan menjelaskan tentang materi pelajaran, melainkan terus menghina FK. Akibatnya, saat jam pelajaran usai, FK langsung kembali ke rumah dan nekat menenggak racun.

Beberapa siswi yang datang menjenguk FK di rumah sakit, mengatakan bahwa saat guru tersebut menghina korban, mereka semua ikut menangis. "Penghinaan itu terlalu sadis. Karena kasihan, kami ikut nangis dalam kelas," tutur salah seorang siswi yang meminta namanya tidak ditulis.

Menurut murid tersebut, perlakuan kasar baik secara fisik maupun psikis, kerap dilakukan sang guru. Dia mengatakan pula, pernah beberapa siswa di SMP tersebut dipukuli menggunakan ekor pari pada betis hingga berdarah.

Terkait kasus perisakan yang berujung siswa nekat minum racun, Kepala Sekolah SMPN 2 Satap Waiwaru, Bernadus Atawadan mengatakan, guru tersebut berstatus honorer. Dia pun pernah menegur guru itu karena kerap berperilaku kasar terhadap siswa.

"Yang bersangkutan pernah saya tegur, tetapi tidak diindahkan. Buktinya, salah satu siswa dirawat rumah sakit karena ulah dia," Barnabas memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.