Sukses

Listrik Gratis untuk Desa dari Aliran Danau Ranau

Pada tahap awal, warga bisa menikmati listrik gratis dari aliran air Danau Ranau mulai pukul 16.00-20.00 WIB.

Liputan6.com, Palembang - Dusun 5, Desa Merbau, Kecamatan Banding Agung, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan (Sumsel), masih belum terjamah fasilitas listrik PLN. Warga selama ini hanya mengandalkan pembangkit listrik swadaya berupa mesin diesel berbahan bakar minyak tanah dan turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sederhana.

Desa yang berdekatan dengan Danau Ranau ini langsung dilirik PT Pertamina Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Melalui Corporate Social Responsibility (CSR), Pertamina membuat program Desa Energi Mandiri dengan menyediakan turbin Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLMH).

Turbin PLMH ini dibangun di dekat sumber air aliran Danau Ranau yang berlokasi sekitar 8 kilometer dari Desa Merbau. Dari turbin PLMH ini, mampu dihasilkan daya hingga 10 Kwh dan bisa dialirkan hingga ke 33 rumah di desa tersebut.

Debit air dari aliran anak Danau Ranau pun dimanfaatkan untuk memberikan fasilitas listrik gratis bagi masyarakat sekitar. Didampingi para tenaga ahli Pertamina, beberapa warga sudah dilatih agar bisa mengoperasikan turbin sendiri.

Menurut General Manager Refinery Unit (RU) III PT Pertamina Sumbagsel Djoko Priyono, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) menemukan desa yang hampir hampir 72 tahun belum dialiri listrik.

"Sebelumnya sudah ada (pembangkit listrik), tapi tidak kontinu. Kami mendesain pembangkit listrik yang andal dengan sistem yang modern, aspek safety juga kita perhatikan, sehingga tidak merepotkan masyarakat sekitar," ujarnya, Rabu, 30 Agustus 2017.

Tenaga Mikro Hidro dipilih Pertamina karena sesuai dengan kebutuhan listrik warga sekitar. Program Desa Energi Mandiri ini sdah dimulai sejak awal Januari 2017 dan baru pada Maret 2017 sudah dibangun turbin PLMH.

Agustus ini, masyarakat sudah bisa menikmati aliran listrik selama 24 jam. Namun, untuk tahap awal, listrik baru dialiri dari pukul 16.00 WIB hingga 20.00 WIB.

Wakil Bupati OKU Selatan Sholehien Abuasir mengatakan fasilitas listrik ini sangat bermanfaat untuk warga Desa Merbau. "Kerja sama seperti ini agar dapat ditingkatkan, sehingga manfaatnya akan meningkat untuk masyarakat di Kabupaten OKU Selatan," katanya.

Saksikan video menarik di bawah ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Listrik untuk Warga

Berthyan Ikra, Engineering RU III PT Pertamina Sumbagsel mengungkapkan, saat ini, kebutuhan listrik masih berada di rata-rata 6-8 Kwh. Sistem pengoperasian akan dikontrol oleh petugas selama 24 jam.

"Pada sore hari, bebannya meningkat karena warga baru menggunakan listrik di sore hingga malam hari. Jika tidak dialiri, beban listrik akan ditampung di alat Ballast Load Transfer (BLT), sehingga tidak ada energi yang terbuang dan bisa digunakan lagi," katanya.

Turbin PLMH memanfaatkan aliran Danau Ranau di Desa Merbau dengan ketinggian air hingga 20 meter yang kemudian diolah dengan runer. Ukuran diameter runer sebesar 9.22m, lebar runer 100 mm, efisiensi turbin hingga 74 persen dan efisiensi generator sebesar 92 persen.

Sedangkan volume air bisa mencapai 80,5 liter per detik dengan daya turbin sebesar 11 KwH dan power output mencapai 10,75 kWh. Turbin ini juga menggunakan alat Digital Load Control (DLC) yang mampu mengatur transfer beban listrik ke rumah warga.

"Alat ini baru pertama kali digunakan di Pulau Sumatera. Namun, alat ini sudah beroperasi sejak tahun 2006 di Pulau Jawa, seperti Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat (Jabar). Sejauh ini masih beroperasi dengan baik," katanya.

Menurut Sriyati (48), warga Dusun 5, Desa Merbau, mereka sudah menggunakan turbin dari swadaya masyarakat sejak 2007. Para warga harus merogoh dana hingga terkumpul Rp 30 juta. Pada 2011, mesin turbin diganti yang lebih bagus oleh mahasiswa UMP.

"Dengan turbin baru dari Pertamina ini, kita harapkan bisa memenuhi kebutuhan listrik warga di Desa Merbau seluruhnya. Bantuan ini juga meringankan beban kami karena bisa dipakai secara gratis," ujarnya.

Dewi, guru SD Negeri Merbau juga mengharapkan adanya aliran listrik ini juga dapat menambah fasilitas di sekolah.

"Di sekolah kami belum ada penerangan, jadi listriknya harus menyambung dari warga. Bantuan seperti ini juga sangat dibutuhkan sekolah, agar memudahkan para murid untuk belajar," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.