Sukses

Pesawat Tempur Kerap Mengangkasa di Kupang, Ada Apa?

Bukan hanya tiga pesawat tempur, satu helikopter Puma juga kerap terlihat di atas Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Liputan6.com, Kupang - Dalam beberapa hari terakhir, warga Kupang kerap melihat sejumlah pesawat tempur dan helikopter mengangkasa di atas ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Armada tempur itu ternyata milik TNI Angkatan Udara.

Menurut Komandan Pangkalan Udara (Lanud) El Tari, Kupang, Kolonel (Pnb) Ronny I Moningka, Markas Besar (Mabes) TNI AU memang memperpanjang penempatan tiga pesawat tempur jenis T-50i dan satu helikopter tempur jenis Puma di lanud tersebut.

"Penempatan pesawat tempur dan helikopter Puma diperpanjang hingga September nanti," ucap dia di Kupang, Selasa (29/8/2017), dilansir Antara.

Sebelumnya, pada Juli lalu, ia mengatakan bahwa kedatangan tiga pesawat tempur T-50i yang dikenal dengan sebutan Golden Eagle dan satu helikopter Puma itu akan ditempatkan di hanggar Lanud El Tari, Kupang, mulai 24 Juli hingga 24 Agustus 2017.

Namun, hingga kini, hampir setiap hari pesawat tempur buatan Korea Selatan itu masih terus melintas di atas wilayah udara Kota Kupang, dalam rangka menggelar operasi pengamanan wilayah perbatasan di daerah itu.

Ada kebijakan tertentu yang mungkin saja menjadi pertimbangan para pimpinan di Mabes TNI AU, sehingga penempatan tiga pesawat tempur dan satu helikopter ini diperpanjang penempatannya hingga 24 September nanti. "Dan suratnya sudah kami terima," ujarnya.

Ronny mengatakan pula, salah satu pertimbangan perpanjangan penempatan sejumlah pesawat tempur tersebut karena memang NTT merupakan daerah strategis yang berbatasan darat dengan Republik Demokrat Timor Leste dan berbatasan laut dengan Australia.

Hanya saja, penempatan tiga pesawat tempur dan satu helikopter tempur di NTT itu bukan karena daerah tersebut sedang dalam bahaya atau ancaman dari musuh.

"Penempatan pesawat tempur tersebut hanya merupakan bagian dari pengamanan dan pencegahan saja," ia menegaskan.

Pesawat tempur dan satu helikopter itu dianggap sudah cukup mengamankan wilayah udara serta pemantauan di wilayah laut NTT. "Karena itu, masyarakat tidak usah khawatir kalau penempatan sejumlah pesawat dan helikopter tempur ini karena ada ancaman dari luar," tutur dia.

Pengamanan oleh pesawat tempur itu berlangsung di bagian selatan yang berbatasan dengan Australia. Termasuk, pengamanan bagian utara yang berbatasan dengan Timor Leste.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Skuadron Permanen

Sebelumnya, Mabes TNI AU menargetkan pada 2022, satu skuadron pesawat tempur tetap sudah bisa ditempatkan di Lanud TNI AU El Tari, Kupang. Pada tahun itu, TNI memasuki fase pemenuhan keperluan esensial minimum III alias MEF III.

"Penempatan satu skuadron pesawat tempur ini akan bersamaan dengan kenaikan tipe pangkalan udara ini dari tipe B ke tipe A," ujar Komandan Lanud TNI AU El Tari, Kolonel (Pnb) Ronny Moningka, di Kupang, Jumat, 4 Agustus 2017, dilansir Antara.

Jika itu terjadi, komandan Lanud TNI AU El Tari akan diemban seorang marsekal pertama. Dengan begitu, akan ada juga skuadron teknik, batalyon Korps Pasukan Khas (Paskhas), depo pemeliharaan, dan unit-unit pendukung lain.

Posisi Lanud TNI AU El Tari (dulu bernama Penfui) sangat strategis. Hanya sekitar 300 kilometer dari negara tetangga dan menjadi benteng paling selatan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan Benua Australia.

Adapun bandara yang paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen di Atambua, yang jaraknya sekitar 20 menit berkendara roda empat dari

perbatasan dengan negara Timor Leste. Saat Operasi Seroja digelar sekitar tahun 1975-1977, pangkalan udara inilah yang menjadi pangkalan militer Indonesia.

Untuk bisa mewujudkan target itu, menurut Ronny, TNI AU di sana terus berbenah diri, di antaranya membangun satu hanggar khusus bagi pesawat tempur.

"Saat ini masih terus dilakukan pembangunan secara bertahap. Dan setiap tahun akan selalu ada pembangunan untuk mendukung perubahan tipe itu dan sekaligus penempatan pesawat-pesawat tempur di sini," ujar dia.

Hingga kini, beragam pesawat tempur TNI AU hadir dan bertugas di Lanud TNI AU El Tari. Misalnya, T-50i Golden Eagle yang tengah dalam misi Operasi Kilat Badik 2017 dan Operasi Lintas Cenderawasih.

Selain itu, operasi penerbangan angkut militer reguler TNI AU juga selalu mendarat dan lepas landas di Lanud TNI AU El Tari, dengan tipe pesawat terbang C-130 Hercules.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.