Sukses

Kisah Sukses Penjahit Bendera Raup Untung Rp 200 Juta

Penjahit bendera sukses di Mojokerto awalnya tergusur di jalanan. Dia panen saat momen peringatan kemerdekaan.

Liputan6.com, Mojokerto - Agustus menjadi bulan sakral bagi Republik Indonesia seiring peringatan kemerdekaan setiap 17 Agustus. Bagi Suboko (60), warga Kelurahan Balongsari V, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur, kurun waktu Agustus ini adalah masa panen.

Sebagai penjahit bendera dan umbul-umbul Merah Putih, pada setiap musim peringatan kemerdekaan, Suboko mampu meraup untung tak kurang dari Rp 200 juta.

Pengalaman pahit digusur sebagai pedagang kain membuat bapak empat anak ini harus berjuang merebut "kemerdekaan". "Asal mulanya saya digusur dari Pasar Kliwon oleh Pemkot Mojokerto, lalu saya coba-coba merintis usaha ini," tutur Suboko saat ditemui Liputan6.com di kediamannya, Rabu, 9 Agustus 2017.

Perjuangan Suboko tidak langsung mulus. Dana ganti rugi yang diterimanya sempat dipakai menjalankan usaha lain, tapi malah berujung pada kegagalan. Akhirnya, tahun 2002 silam dengan modal mesin jahit milik istri, Suboko mulai mencoba membuat bendera nasional.

"Kalau dulu belum ada pemesan, cuma bikin sedikit dan dijual sendiri di pinggir-pinggir jalan," katanya.

Selama 15 tahun menjalani bisnis tersebut, kini Suboko bisa mempekerjakan tujuh orang ibu rumah tangga untuk membantunya memenuhi pesanan yang dari dalam maupun luar Mojokerto, seperti Jombang dan Malang.

Tidak jarang, pihaknya harus lembur karena banyaknya pesanan yang datang menjelang hari kemerdekaan. Bukan hanya bendera Merah Putih, Suboko juga membuat umbul-umbul berbagai motif dengan menyesuaikan tren yang ada.

"Kalau yang paling banyak dipesan, saat ini umbul-umbul yang ada gambar garudanya," ucapnya.

Untuk pesanan bendera, proses produksinya dimulai sejak bulan Juni lalu. Sedangkan umbul-umbul pengerjaannya lebih rumit dan lama, sehingga harus dijahit tiga bulan sebelum hari kemerdekaan. Dalam sehari, Suboko mampu membuat 200 buah bendera berbagai ukuran dan 300 buah umbul-umbul. Semuanya menyesuaikan pesanan.

"Kami sangat menjaga kualitas, jadi yang kami pakai kain jenis peles. Kalau kena panas dan hujan masih tahan sampai enam bulan, sedangkan kain biasa paling cuma dua minggu," ujar Suboko.

Harga yang dipatok bervariasi, mulai Rp 20 ribu sampai Rp 40 ribu untuk bendera ukuran sedang. Untuk bendera ukuran besar harganya mulai Rp 150 ribu per meter.

"Yang ukuran besar hanya menyesuaikan pesanan, soalnya lambat lakunya," kata Suboko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.