Sukses

6 Ribu Warga NU Brebes Siap Turun ke Jalan, Ada Apa?

Sejumlah elemen yang akan menggelar aksi tersebut, di antaranya PCNU, LP Maarif, Ansor, Banser, Garda Bangsa, santri, dan badan otonom.

Liputan6.com, Brebes - Ribuan warga dari berbagai elemen Nahdlatul Ulama atau NU di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, akan menggelar aksi turun ke jalan. Mereka menolak kebijakan program full day school (FDS) atau sekolah lima hari terus berlanjut.

Ketua PC Ansor Brebes Ahmad Munsip mengatakan, aksi turun ke jalan bersama ribuan warga NU, termasuk santri menolak full day school atau sekolah lima hari, akan digelar pada Senin, 21 Agustus mendatang.

"Diperkirakan ada enam ribu orang lebih yang akan turun ke jalan," ucap Ahmad Munsip, Senin (14/8/2017).

Sejumlah elemen yang akan menggelar aksi tersebut di antaranya, PCNU, LP Maarif, Ansor, Banser, Garda Bangsa, santri, dan badan otonom (banom) lainnya. Massa akan diperkuat dari kalangan mahasiswa, yakni PMII beserta alumninya hingga santri dari berbagai pondok pesantren serta pengurus Madin se-Kabupaten Brebes.

"Untuk Ansor sendiri sudah positif, setiap kecamatan minimal akan mengirim 100 anggota. Kalau di sini ada 17 kecamatan, jadi ya sekitar 1.700 orang," kata dia.

Sementara itu, Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Brebes, Nasirul Umam, membenarkan rencana aksi tersebut. Pihaknya bahkan sudah bertemu dengan mahasiswa maupun pengurus sejumlah banom NU terkait aksi tolak full day school atau sekolah lima hari ini.

Menurut dia, aksi tersebut akan menuntut pemerintah untuk membatalkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) tentang Sekolah Lima Hari yang dinilai merugikan Nahdiyin atau warga NU.

Selain itu, ia juga mendesak Bupati Brebes agar menyampaikan sikap tegas kebijakan FDS kepada Presiden Joko Widodo maupun Mendikbud Muhadjir Effendy. "Bupati kita tuntut untuk menyampaikan penolakan FDS dengan menyurati presiden. Ada banyak pertimbangan kenapa FDS harus ditolak," sebut Nasirul.

Menurut Ketua PC Ansor Brebes Ahmad Munsip, aksi menolak sekolah 5 hari atau full day school diperkirakan diiikuti enam ribu orang. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 yang mengatur kebijakan sekolah yang masuk lima hari tersebut diyakini akan menimbulkan keresahan masyarakat. Pasalnya, peraturan tersebut belum sepenuhnya bisa diterima oleh warga Brebes. Penerapan FDS akan merugikan madrasah yang ada di Brebes.

"Saya yakin dengan penerapan FDS itu, secara perlahan ini akan menghasilkan generasi yang tidak mengerti pendidikan Islam ala madrasah diniyah yang berbeda dengan pendidikan agama di sekolah umum," Nasirul menjelaskan.

Dengan penerapan full day school atau sekolah lima hari, maka dari faktor siswa juga hanya menjadi objek tanpa melihat sisi kemanusiaannya. Menurut dia, tenaga dan pikiran mereka cenderung tertekan tanpa melihat kemampuan waktunya.

"Ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Dan juga lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya jika FDS diterapkan di sekolah-sekolah ataupun madrasah," ujar Ketua IKA PMII Brebes tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.