Sukses

UGM Terapkan Model Wisata Mangunan Yogya ke Lombok, Hasilnya?

Peserta KKN mendampingi warga sekitar untuk memberdayakan Ekowisata Kerujuk Lombok. Sebelumnya hanya menjual keindahan alam.

Liputan6.com, Lombok Utara - Para peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada atau UGM mendampingi warga sekitar untuk memberdayakan Ekowisata Kerujuk yang baru berdiri satu tahun lalu. Sebelum kehadiran mahasiswa KKN, lokasi ini hanya menjual keindahan alam.

Sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada mengadopsi model kawasan wisata Mangunan, Bantul, untuk diterapkan di Ekowisata Kerujuk, Pamenang Barat, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Hasilnya, kawasan yang dikelilingi Bukit Kerujuk dan dialiri Sungai Kerujuk ini tidak sekadar menawarkan keindahan dan kesejukan alam, melainkan juga spot foto yang atraktif dan sesuai dengan keinginan keluarga serta anak muda masa kini.

Tiket masuk ke Ekowisata Kerujuk dibanderol Rp 5.000 per orang. Pengunjung juga bisa menikmati minuman nira jahe khas Lombok yang bisa menghangatkan dan menjadi sumber energi tubuh.

Spot menarik di Ekowisata Kerujuk antara lain, Taman Cinta, Jembatan Anti Galau, dan pesawat terbang. Spot itu didesain dengan apik menggunakan rangkaian bambu dan kayu yang mendukung keberadaan kawasan Kerujuk yang masih identik dengan lingkungan asri karena didominasi pepohonan rindang.

Mangunan Bantul juga menawarkan spot serupa. Keberadaannya justru lebih dulu ketimbang Ekowisata Kerujuk. Spot-spot itu menjadi viral di dunia maya dan menarik perhatian banyak orang dari berbagai daerah untuk berkunjung ke sana. Spot di Mangunan Bantul juga diberi nama yang populer di kalangan anak muda, seperti Jembatan Jomblo, spot Keep Move On, dan sebagainya.

"Kami terinspirasi Mangunan Bantul karena di Lombok belum pernah ada yang seperti ini," ujar Aprilia Pratiwi, mahasiswa KKN unit NTB 03, di sela-sela kunjungan Rektor UGM ke Ekowisata Kerujuk, Sabtu akhir Juli lalu.

Mahasiswi Fakultas Hukum UGM ini menuturkan para peserta KKN mendampingi warga sekitar untuk memberdayakan Ekowisata Kerujuk yang baru berdiri satu tahun lalu. Sebelum kehadiran mahasiswa KKN, lokasi ini hanya menjual keindahan alam.

Kemudian, warga yang tergabung dalam kelompo sadar wisata (pokdarwis) berselancar di dunia maya dan menemukan konsep wisata di Mangunan Bantul yang menarik. Terlebih, beberapa mahasiswa KKN juga sudah pernah berkunjung ke Mangunan.

April mengatakan tujuan dari program KKN mengembangkan wilayah Kerujuk sebagai pusat wisata dan pengembangan kebudayaan. Oleh karena itu, mahasiswa KKN juga mendampingi warga untuk mengembangkan promosi wisata Kerujuk melalui website.

Ia menargetkan wisatawan yang berkunjung ke Ekowisata Kerujuk tidak hanya wisatawan domestik, melainkan juga mancanegara. Pasalnya, Kerujuk menjadi gerbang menuju ke Gili Trawangan.

"Jadi sebelum atau sesudah dari Gili Trawangan bisa mampir ke sini," ucapnya.

Ekowisata Kerujuk memiliki luas 4 hektare. Penduduk Dusun Kerujuk berjumlah 500 KK dan rencananya puluhan homestay dibangun di kawasan ini dengan menggandeng BUMN dan Kementerian Pariwisata.

Rektor UGM Panut Mulyono menuturkan, selain sebagai sarana pengabdian, KKN juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk menyaksikan secara langsung kondisi beserta permasalahan yang ada di tengah masyarakat dan memiliki empati kepada masyarakat di daerah yang belum maju.

"Ini jadi kesempatan pada para anak didik kami untuk belajar langsung pada masyarakat," ujarnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.