Sukses

Daging Anjing yang Dijual di Yogyakarta Belum Bebas Rabies

Jumlah anjing dibunuh untuk dikonsumsi di wilayah DIY diperkirakan mencapai 215 ekor per hari.

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta terancam kehilangan status bebas rabies yang didapat sejak 1989. Manajer Program Animal Friend Jogjakarta (AFJ) Angelina Pane mengatakan, Yogyakarta berpotensi terpapar rabies karena maraknya perdagangan daging anjing untuk konsumsi.

Hasil investigasi AFJ, anjing-anjing yang dikonsumsi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berasal dari daerah yang belum bebas rabies, khususnya dari Jawa Barat. Hasil kompilasi data dengan investigasi pemerintah DIY, jumlah anjing dibunuh untuk dikonsumsi di wilayah DIY diperkirakan mencapai 215 ekor per hari.

"Mayoritas berasal dan dikirim dari wilayah Jawa Barat yang belum bebas rabies. Selain itu, perdagangan satwa liar yang termasuk HPR pun lepas dari pengawasan. Padahal, banyak satwa liar seperti monyet ekor panjang yang dijual di pasar satwa Yogyakarta dikirim dari daerah yang belum bebas rabies seperti Bali," kata Angelina, Rabu, 9 Agustus 2017.

Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menggelar vaksinasi rabies gratis di wilayah Kota Yogyakarta bagi anjing dan kucing yang merupakan hewan peliharaan yang berisiko menjadi Hewan Penular Rabies (HPR).

Ia mengatakan vaksinasi rabies gratis ini dilaksanakan Rabu, 9 Agustus 2017 di Poliklinik Hewan Kota Yogyakarta. Kerja sama dengan dinas terkait ini diharapkan dapat terus berjalan sehingga penggalakan program vaksinasi rabies yang berkelanjutan ini sebagai satu-satunya metode pemberantasan rabies yang efektif.

"Dimulai di wilayah kota dan semoga akan terlaksana juga di seluruh kabupaten di DIY untuk menjaga Yogyakarta tetap berstatus bebas rabies. Ini adalah langkah awal dalam rencana pengajuan program besar kami, bersinergi dengan Pemda DIY yang bertajuk Kesejahteraan Hewan Cermin Jogja Istimewa (KHCJI)," tuturnya.

Koordinator Program Sterilisasi AFJ, Kiswandari Ratna menambahkan tidak hanya vaksinasi rabies gratis, pihaknya juga menyediakan meja informasi dan edukasi mengenai pentingnya sterilisasi mencegah populasi berlebih. 

Populasi berlebih satwa domestik, seperti anjing dan kucing, menyebabkan maraknya pembuangan hewan ke jalanan. Sementara, metode pemusnahan massal hewan liar untuk pemberantasan rabies yang ditempuh itu terbukti tidak efektif, seperti yang terjadi di Bali atau Lombok.

"Vaksinasi rabies dan sterilisasi massal adalah satu-satunya cara yang pada akhirnya dapat memberantas rabies secara tuntas dan mengendalikan populasi hewan tetap stabil dengan cara yang manusiawi," katanya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.