Sukses

Potensi Tsunami Ancam Lokasi Bandara Baru Yogyakarta

Deposit tsunami di lokasi bandara baru Yogyakarta diperkirakan berusia 300 tahun.

Liputan6.com, Yogyakarta - Bandara baru Yogyakarta yang berlokasi di dekat laut di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyimpan potensi bencana. Tim Peneliti Pusat Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan deposit tsunami di dekat lokasi pembangunan bandara itu.

Kepala Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno mengatakan deposit tsunami itu diperkirakan berusia 300 tahun.

"Jika waktunya 300-400 tahun lalu, artinya itu menjadi waktu mengumpulkan energi (tsunami)," ujarnya di Yogyakarta, Minggu, 6 Agustus 2017.

Eko mengatakan jika terjadi tsunami, kawasan bandara akan terdampak tsunami. Pasalnya, perkiraan jarak titik deposit tsunami dengan lokasi bandara hanya sekitar dua kilometer dengan ketinggian tsunami mencapai enam meter.

"Jangan menyatakan hasil temuan penelitian tidak valid. Tsunami berkembang dari waktu ke waktu dari sejarah masa lalu," ujarnya.

Eko juga mengatakan, 60 persen patok pembangunan bandara baru Yogyakarta berisiko terpapar tsunami. Tidak hanya potensi tsunami saja, lokasi bandara baru Kulon Progo juga rawan kekurangan air jika tak bisa mengelola dan berpotensi terdampak erosi ketika banjir.

Ia mengaku tidak anti-pembangunan bandara. Namun, baginya, pembangunan harus bisa menyejahterakan dan melindungi orang di sekitar dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

"Jika potensi bencana tak dipertimbangkan, itu menunjukkan ketidaksiapan pembangunan di daerah yang berisiko. Pembangunan di daerah berisiko harus memiliki lebih dari satu skenario," tuturnya.

Project Manager Pembangunan Bandara Kulon Progo PT Angkasa Pura I, R. Sujiastono mengatakan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pembangunan bandara sudah rampung. Ia menyatakan saat ini waktunya pembangunan bandara, bukan lagi mendiskusikan hal lain.  

"Saat ini waktunya membangun, bukan diskusi lagi. Jepang yang katanya rentan sama gempa dan lain-lain tetap saja terus membangun infrastruktur bandara," ujarnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.