Sukses

Menteri PPPA Soroti Maraknya Isu Nasional Perdagangan Manusia

Isu perdagangan manusia yang sedang mencuat menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia, termasuk Menteri PPPA Yohana Yambise.

Liputan6.com, Palembang - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise bertindak cepat dalam menyoroti maraknya isu human trafficking atau perdagangan manusia di Indonesia.

Menurut dia, kasus perdagangan manusia serta kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi fenomena gunung es yang sulit diketahui.

"Semua terselubung di keluarga, yang tidak bisa dideteksi dan dijangkau. Yang terlaporkan dan keluar di media, itu yang bisa dilihat langsung. Ini seperti fenomena gunung es," kata dia kepada Liputan6.com, saat menghadiri Deklarasi  Provinsi dan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Menyongsong Asian Games 2018 dan Kampanye Bersama Lindungi Anak (Berlian) di Peringatan Hari Anak Nasional 2017, di Plasa Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (4/8/2017).

Untuk menekan angka perdagangan manusia dan kekerasan perempuan dan anak, Kementerian PPPA sudah merancang tiga program unggulan, menurunkan tingkat perdagangan manusia, kekerasan perempuan dan anak serta mengakhiri kesenjangan yang sering dialami oleh perempuan.

Salah satunya dengan menugaskan Satgas PPA di setiap kabupaten/kota se-Indonesia. Hingga saat ini ada lebih dari 3.000 personel satgas yang bisa menjembatani laporan masyarakat ke Kementerian PPPA.

Selain itu, negara juga menjamin perlindungan masyarakat yang tertuang pada UU Nomor 35 Tahun 2014. Lalu ada pendampingan kesehatan dan psikologis untuk korban kekerasan, deklarasi kabupaten/kota layak anak, mendirikan pusat pembelajaran keluarga, dan lainnya.

"Masyarakat sekarang sudah mulai sadar dan melapor, sehingga meningkat (terkuak kasus kekerasan) karena melapor. Sebelumnya mereka malu karena aib keluarga," ujarnya.

Deklarasi Kabupaten/Kota Layak Anak juga harus memenuhi 24 indikator, salah satunya dengan adanya fasilitas ruang bermain anak, perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat dan puskesmas ramah anak.

"Ini bukan hanya tugas saya saja, namun dari semua unsur masyarakat, media, akademisi. Bagaimana melindungi perempuan dan anak-anak. Terlebih anak-anak adalah aset masa depan negara," kata Menteri PPPA.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.