Sukses

Wow, Benteng Kayu Suku Dayak Berusia 1.700 Tahun Ditemukan

Benteng kayu Suku Dayak berusia ribuan tahun itu menunjukkan majunya peradaban suku Dayak saat itu.

Liputan6.com, Palangka Raya - Masyarakat Dayak sedang dihebohkan dengan penemuan sejumlah benteng atau kuta dalam bahasa Dayak Ngaju yang dibangun sekitar 400 Masehi atau berusia sekitar 1.700 tahun lalu di sejumlah lokasi di Kabupaten Gunung Mas.

Menurut antropolog Gauri Vidya Dhaneswara yang terlibat langsung, penemuan benteng itu menunjukkan peradaban masyarakat Dayak terbilang maju pada saat itu.

"Untuk membuat kuta ini tentu ada pemimpinnya, kemudian ada pekerjanya, dan yang lebih penting mereka sudah mengerti teknik pertukangan. Sebab, tak mudah untuk membuat pagar setinggi 7 meter dari batang kayu ulin," kata Gauri, Jumat (28/7/2017).

Ia menceritakan awalnya mereka hanya mendapatkan data pendukung yang minim dari penduduk setempat mengenai adanya peninggalan masyarakat Dayak zaman dulu.

Selanjutnya, tim berjumlah empat orang dari Balai Arkeologi Kalsel dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng sekitar 2014 menggelar ekspedisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Katingan dan Pulang Pisau Hulu selama hampir 15 hari di Kabupaten Gunung Mas.

"Saat itu kami menemukan sejumlah kuta yang tersebar di sejumlah kecamatan," ujar antropolog jebolan UGM  itu menjelaskan.

Sejumlah lokasi yang ditemukan seperti Kuta (benteng) Upin Batu berusia 600 tahun di Kecamatan Tewah, kemudian Kuta Tumbang Pajange berusia 125 tahun di Kecamatan Tewah, dan Kuta Tumbang Malahoi di Kecamatan Ringan.

"Dan yang usianya paling tua yakni Kuta Mapot yang berusia sekitar 1.700 tahun atau didirikan pada sekitar abad 400 Masehi," katanya.

Kuta atau benteng ala suku Dayak berupa pagar kayu yang dijejer rapat dan terbuat dari batang kayu ulin setinggi 7 meter dengan garis tengah 20-40 cm. Luas kuta bisa mencapai 40 meter x 60 meter.
 
Dalam benteng terdapat rumah Betang (rumah panjang berbentuk panggung) berukuran 8 meter x 27 meter dan penyangganya sejumlah tongkat batang kayu ulin setinggi 5 meter.

Dalam kuta ini dihuni sekitar 27 jiwa. Kuta itu berfungsi untuk menjaga masyarakat bila ada serangan dari luar komunitas mereka dan juga menghindari binatang buas.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.