Sukses

Butuh Untung, Dijual Cepat Garam Madura

Aksi petani Madura menjual cepat garam produksinya sekaligus untuk mengantisipasi perubahan harga mendadak.

Liputan6.com, Sumenep - Kegembiraan menghiasi wajah petani garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Melambungnya harga garam pada musim ini benar-benar dimanfaatkan mereka untuk menabung untung yang jarang mereka peroleh.

Para petani garam seakan tak lelahnya memproduksi garam dalam masa ini. Di tengah panas terik sinar matahari, mereka semangat bekerja mengumpulkan garam sedikit demi sedikit di lahan garapannya.

"Kami merasa senang dengan kondisi harga garam yang melambung seperti ini. Karena harga garam kali ini terasa manis, sehingga petani bisa menikmati keuntungan yang melimpah dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya," kata salah seorang petani garam Desa Karang Anyar, Kecamatan Kalianget, Syamsuri (31), Selasa, 25 Juli 2017.

Syamsuri mengaku tahun ini sungguh membawa berkah bagi petani garam. Kenaikan harga yang cukup signifikan seperti sekarang jarang sekali terjadi pada musim-musim sebelumnya.

Maka itu, petani benar-benar memanfaatkan momentum itu dengan cara panen lebih awal. "Meski garam yang ada di lahan masih sedikit, langsung dipanen. Karena petani mengejar harga yang masih mahal, karena jika menunggu lama khawatir harga garam tersebut kembali anjlok," ucap dia.

Saat ini, petani memanen garam garapannya setiap dua hari sekali. Walaupun garam yang sudah jadi tidak terlalu banyak, tetap saja dikumpulkan dan langsung dijual.

Cara yang dilakukan itu memang tidak seperti musim-musim sebelumnya yang masih menunggu garam jadi di lahannya banyak hingga ketika menjual bisa mendapatkan keuntungan lumayan besar.

"Biasanya tiga hari baru panen, tapi kalau seperti sekarang tidak harus menunggu lama dan garam sampai banyak sudah bisa mendapatkan hasil melimpah. Makanya, meski garamnya sedikit yang dipanen hasil pasti sudah menjanjikan," kata Syamsuri kepada Liputan6.com.

Harga garam saat ini di daerah ujung timur Pulau Madura mencapai Rp 3.400.000 per ton, padahal musim-musim tahun sebelum harga garam hanya berkisar antara Rp 500.000 - Rp 700.000 per ton. Kenaikan garam pada musim kali ini diperkirakan mencapai lima kali lipat.

"Kami belum tahu sampai tingginya harga garam tetap bertahan seperti ini. Terkadang hanya akibat kelangkaan saja, baru harga tinggi, sehingga ketika stok mulai banyak harga garam kembali anjlok seperti sediakala," ucapnya.

Mereka berharap harga yang cukup menjanjikan pada musim kali ini dapat bertahan lama. Dengan begitu, para petani yang hanya mengandalkan penghasilan dari produksi garam tersebut bisa memenuhi kebutuhan hidup bersama kelurganya dengan layak.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.