Sukses

Siswa SMP di Gresik Ditendang Satpam hingga Patah Tulang

Satpam sekolah itu tak langsung menendang tubuh siswa SMP tersebut, melainkan menendang sepeda yang dituntun bocah lelaki tersebut.

Liputan6.com, Gresik - Seorang satpam Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Balongpanggang Gresik Jawa Timur, menendang Dedik yang sedang mengendarai sepedanya hingga mengakibatkan tangan kirinya mengalami patah tulang.

Akibat kejadian yang terjadi pada Sabtu, 22 Juli 2017 itu, bocah berusia 12 tahun asal Dusun Sambiroto, Kecamatan Balongpanggang, meminta pindah sekolah.

"Dedik sementara tidak masuk sekolah untuk beberapa waktu. Ia hanya minta diobati di-sangkal putung dan pindah sekolah saja," tutur kerabat korban, Siti Rodiyah kepada Liputan6.com, Senin, 24 Juli 2017.

Dia mengatakan, usai kejadian tersebut, pihak sekolah telah datang dan meminta maaf kepada korban. Pihak sekolah juga menyatakan siap menanggung semua biaya pengobatan Dedik.

"Sudah kami maafkan karena memang ada niat baik. Kami juga kasihan dengan pak satpamnya," katanya.

Saat ditanya mengenai laporan ke polisi, dia mengaku tidak ada dan tidak berniat untuk melaporkan kejadian tersebut. "Namun, saat pertemuan dengan kepala sekolah dan satpam, ada beberapa anggota polisi yang ikut," ucapnya.

Kejadian itu bermula saat Dedik pulang dengan menuntun sepedanya keluar gerbang. Sebelum sampai gerbang, korban ditegur satpam karena tak rapi memakai seragam.

Bocah SMP itu mengabaikan teguran satpam karena merasa seragamnya memang pendek sehingga tidak bisa dimasukkan ke celana. "Seragam saya memang sudah tidak muat dan tidak bisa dimasukkan," kata Dedik.

Satpam yang merasa diabaikan, lalu menendang sepeda milik putra dari pasangan Andik dan Sulis itu. Tendangan itu membuat korban terjatuh dengan posisi tangan ke tanah.

Akibatnya, tangan korban mengalami patah tulang dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Korban pun mendapatkan pertolongan dan sudah diluruskan lagi dengan metode sangkal putung.

Dikonfirmasi secara terpisah, Kanit Reskrim Polsek Balongpanggang, Aiptu Sigit Hananto mengungkapkan, usai kejadian memang tidak ada laporan. Namun, karena ramai di media sosial, pihak kepolisian mengonfirmasi informasi tersebut ke lokasi dan kepada korban.

"Tadi diadakan pertemuan di sekolah. Ada ibu korban, kepala sekolah, satpam dan juga anggota Polsek Balongpanggang," tuturnya.

Menurutnya, pertemuan itu mengoordinasikan antara pihak sekolah dan keluarga korban. Selain itu juga untuk menegaskan kesanggupan pihak sekolah menanggung semua biaya pengobatan sebagai bentuk tanggung jawab.

"Untuk masalah proses hukum tidak ada karena memang sudah diselesaikan secara kekeluargaan," ujarnya.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.