Sukses

'Jihad' Keroncong ala Waldjinah Si Walang Kekek

Meski belum pulih sepenuhnya dari sakit, Waldjinah si Walang Kekek terus setia melestarikan keroncong.

Liputan6.com, Solo - Di usianya yang semakin menua, Waldjinah tetap setia dengan musik keroncong. Tak ingin punah, ia tetap berupaya melestarikannya. Bukannya dengan bernyanyi di panggung, tapi pelantun "Walang Kekek" itu melestarikannya dengan eksis menjadi orang di balik layar Solo Keroncong Festival (SKF).

Solo Keroncong Festival (SKF) 2017 digelar Jumat-Sabtu, 21-22 Juli 2017 di Benteng Vastenburg, Gladak, Solo, Jawa Tengah. Ini adalah kali kedua bagi Waldjinah untuk berada di belakang layar semenjak kembali bugar setelah sejak tahun 2012 keluar masuk rumah sakit. Waldjinah pernah mengalami penyumbatan jantung, gejala stroke hingga gangguan pencernaan.

"Pokoknya tetap melestarikan keroncong. Sudah enggak dibolehkan nyanyi lagi sama anak-anak. Dari pada nanti sakit lagi. Sekarang kegiatannya di belakang layar SKF," kata Waldjinah di kediamannya, Jumat, 21 Juli 2017.

Walau sudah kembali bugar, gerak Waldjinah tetap terbatas. Saat keluar rumah dan harus berjalan jauh, dia harus menggunakan bantuan kursi roda. Bahkan setiap seminggu sekali, dia harus melakoni terapi untuk kesehatan perutnya selepas gangguan lambung dan pencernaannya.

"Biasanya tukang terapinya dibawa sini, kadang juga saya ke sana. Rumahnya di Sukoharjo," kata penyanyi kelahiran 7 November 1945 ini.

Di sela-sela itu, ia juga harus mencari sponsor untuk acara Solo Keroncong Festival. Gelaran ini merupakan agenda Pemerintah Kota Solo. Mengingat dana terbatas, Waldjinah yang ikut dalam kepanitiaan, juga harus bergerak agar acara untuk pelestarian keroncong ini tetap terlaksana.

"Ya, memang capek, tapi harus demi keroncong," ucap dia.

Penyanyi muda di festival keroncong Solo (Liputan6.com / Fajar Abrori)

SKF 2017 mengambil tema Geliat Kawula Muda Wasis Bermain dan Bernyanyi Keroncong. Ada sembilan grup orkes keroncong yang berpartisipasi, antara lain OK Pandawa (Solo), OK Rinonce (Yogyakarta), OK Pempek (Kediri), dan OK Wahyu Tumurun (Solo), OKM Sendratasik Unnes (Semarang), OK Gita Abadi (Tulungagung), OK Ranisinar (Bandung), OK Marlubu (Malang) dan OK SKF 17 (Solo).

"SKF 2017 ini kita fokuskan untuk kawula muda yang ingin mengekspresikan keroncong, keroncong variasi, keroncong rock. Kita memberikan kebebasan kepada anak muda untuk berekspresi," jelas Ary Mulyono, Steering Comitte SKF 2017.

Waldjinah menambahkan perkembangan musik keroncong sudah bagus. Sebagai musisi, ia tidak anti dengan perubahan. Buktinya, ia mendukung anak-anak muda untuk melakukan eksplorasi musik keroncong. "Mau didangdutkan ya silahkan. Yang suka orkestra juga monggo. Atau yang suka musik rock dan dipadukan keroncong juga boleh."

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.