Sukses

Kematian Tragis Calon Pengantin Korban Penganiayaan Kru PO Bus

Polisi meralat waktu kejadian penganiayaan yang menyebabkan calon pengantin pria tewas di tangan kru PO bus.

Liputan6.com, Cirebon - Keluarga korban tewas akibat dianiaya kru PO Bus Bhineka Cirebon, Riyan Harsiansyah, mengaku sudah ikhlas atas kepergian korban. Namun, keluarga tetap akan melanjutkan kasus kematian Riyan yang berencana menikah 28 Agustus 2017 mendatang.

Ayah korban, Zakaria, mengungkapkan kondisi putranya saat dibawa pulang oleh pamannya sudah sangat parah.

"Anak saya sudah tidak kuat bicara ketika saya tanya bagaimana kejadiannya. Riyan hanya bilang dadanya sesak kami langsung membawa Riyan ke rumah sakit beberapa jam kemudian meninggal," kata Zakaria di kediaman korban di Desa Kasugengan Kidul, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis, 20 Juli 2017.

Seluruh keluarga dan rekan dekat Riyan mengaku terpukul dan syok. Namun, keluarga calon pengantin itu mau tak mau harus mengabarkan berita duka kepada keluarga dan calon mempelai wanita.

"Calon istri anak saya dan keluarganya juga terpukul sekali. Kalau dibilang tidak terima ya tidak terima, tapi mau bagaimana lagi," ucapnya.

Dia berharap polisi dapat segera mengungkap kasus penganiayaan tersebut. "Saya menuntut keadilan dan pelaku harus dijerat hukum yang setimpal," pinta dia.

Hal senada diungkapkan paman Riyan, Said. Dia mengaku kondisi Riyan sudah tak berdaya saat dijemput dari PO Bus Bhineka Cirebon.

"Setelah diambil badannya sudah memar, luka mata sebelah kanan. Sempat buat surat pernyataan sebelum saya ambil ponakan saya. Saat mau pulang, saya juga diantar kawan naik angkot dalam kondisi korban keadaan sakit," ujar dia.

Said mendapat kabar kepergian Riyan langsung dari ayah kandungnya sendiri di rumah sakit. "Kami pertimbangkan dan kasus harus tetap diusut tuntas pelaku harus dihukum," ujar dia.

Kronologi Penganiayaan 

Terpisah, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus mengatakan hingga saat ini, polisi masih menyelidiki dan mengejar empat tersangka penganiayaan Riyan dan rekannya yang kabur.

"Korban penganiayaan dua orang yang satu atas nama Suhendra masih dalam perawatan di rumah sakit dan kondisinya mulai membaik," ujar dia.

Dari hasil penyelidikan dan olah TKP, penganiayaan terhadap Riyan dan Suhendra terjadi pada Senin, 17 Juli 2017, sekitar pukul 09.00 WIB.

"Menyikapi kesimpangsiuran terkait tempat kejadian dan bagaimana kronologis tersebut berlangsung, sudah kami dapatkan," ujar dia.

Sebelumnya, jajaran Polresta Cirebon masih mencari rekaman CCTV yang merekam kejadian penganiayaan di dalam ruangan kasir PO Bus Bhineka di Cirebon hingga mengakibatkan korban meninggal dunia. Polisi mencurigai kamera CCTV yang ada di dalam ruangan kasir PO bus tersebut dicabut paksa oleh pihak manajemen.

Kasus tersebut bermula saat dua pengendara motor saling salip dengan bus PO Bhineka. Di tengah aksi salip menyalip tersebut, dua pengendara motor dilempari buah duku yang berasal dari dalam bus. Kesal dan tidak terima dilempari, pengendara motor tersebut mengejar bus yang dimaksud.

Saat dikejar, bus berhenti menurunkan penumpang. Kesempatan itu lalu dimanfaatkan pengendara motor yang marah untuk melempari bus dengan batu hingga bodi bus sebelah kiri penyok.

Tidak terima dilempari batu, satu kondektur turun dan menangkap salah satu pengendara motor dan langsung memukulinya. Merasa tak puas, pengendara motor berinisial Riyan (21) dan Hendra (21) lalu dibawa ke pul bus dan dianiaya oleh kru bus Bhineka itu.

"Masalahnya CCTV dihilangkan dan kami masih telusuri siapa yang memerintahkan untuk melepas CCTV. Kami yakin CCTV menjadi alat bukti kuat kasus ini. Kejadian Selasa dini hari sekitar jam 3 dan 4 subuh," kata Kapolresta Cirebon, AKBP Adi Vivid Agustiadi Bachtiar saat menggelar olah TKP, Rabu, 19 Juli 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini